Seorang pejabat tinggi Amerika Serikat pada Kamis menyatakan negaranya tidak melihat adanya ancaman segera bahwa China akan menginvasi Taiwan, namun AS akan selalu siap mempertahankan Taiwan.
Ketegangan semakin meruncing di antara China yang mulai semakin asertif terhadap klaim teritorialnya atas Taiwan dan Laut Cina Selatan dengan AS yang terus menghimpun sekutu di kawasan Asia-Pasifik untuk menangkal pengaruh Beijing.
“Saya tidak melihat adanya ancaman segera.
Saya harap hal tersebut tidak akan pernah terjadi,” kata Sekretaris Angkatan Udara AS Frank Kendall di sela-sela konferensi teknologi pertahanan di Singapura.
Ia menegaskan siapapun yang berencana melancarkan tindakan agresi yang akan melibatkan Amerika Serikat telah melakukan kesalahan besar.
China, yang mengakui Taiwan sebagai propinsi yang memisahkan diri, sebelumnya telah melancarkan latihan perang skala besar di sekitar pulau Taiwan Agustus lalu sebagai respon atas kunjungan Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi ke Taipei.
Kendall menyatakan bahwa China telah melakukan hal-hal yang cukup agresif, seperti melakukan militerisasi di Laut Cina Selatan yang merupakan koridor perdagangan strategis yang disengketakan beberapa negara.
China mengeklaim sebagian besar kawasan laut tersebut sebagai daerahnya dan menyebut Amerika Serikat justru adalah pemicu militerisasi terbesar di kawasan itu.
Militer China pada Kamis menyatakan telah mengawasi dan mengusir sebuah kapal perusak milik AS yang telah secara ilegal memasuki perairan Pulau Paracel di Laut China Selatan.
Angkatan Laut AS mengatakan pernyataan tersebut tidak sahih.
Sekretaris kemudian menyebut benda yang diduga balon pengawas milik China yang melayang di udara AS Februari lalu bisa disebut sebagai tindakan agresi.
Walau begitu, ia menyatakan hal tersebut bukan ancaman militer serius dan kemungkinan besar tidak akan terjadi lagi.
Menanggapi insiden balon udara tersebut, China membantah balon tersebut adalah wahana mata-mata pemerintahnya.
Kendall juga menyerukan China dan AS untuk bekerja bersama dan berkata bahwa seharusnya kedua negara berusaha memperkuat kerja sama, bukan malah menguranginya.