PDB China Bersinar Pada Tahun 2019

0
146

JAVAFX – Pemerintah China mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kenaikkan sebesar 6,1% dikuartal keempat di 2019 jika dibanding pada kuartal yang sama tahun sebelumnya dan pertumbuhan itu terjadi ditengah ketegangan politik perang dagang yang masih berlangsung dengan Amerika Serikat.

Menurut pernyataan pemerintah China bahwa “Ekonominya tumbuh 6,1% pada 2019, sesuai dengan ekspektasi bahkan di tengah ketegangan perdagangan dengan AS.”

Menurut analis yang disurvei oleh Reuters, perkiraan ekonomi China tumbuh 6,1% pada tahun 2019, jika dibandingkan dengan 6,6% pada 2018 lalu. Sementara untuk periode Oktober hingga Desember 2019, analis memproyeksikan PDB China tumbuh 6%.

Target pertumbuhan resmi China untuk 2019 adalah 6% hingga 6,5%, tetapi Wakil Perdana Menteri China Liu He mengatakan pada hari Rabu bahwa pertumbuhan PDB pada tahun 2019 diperkirakan telah tumbuh lebih dari 6%, menurut laporan Reuters.

“Tingkat Pertumbuhan Tahunan PDB di China rata-rata 9,36% dari tahun 1989 hingga 2019, mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar 15,40% pada triwulan pertama tahun 1993 dan rekor terendah 3,80% pada triwulan keempat tahun 1990.” sebagaimana dilaporkan Lembaga Biro Statistik Nasional/National Bureau of Statistics China.

Setelah berbulan-bulan negosiasi, akhirnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He secara resmi menandatangani perjanjian perdagangan fase satu di Gedung Putih, pada hari Rabu (15/1) pukul 11.30 waktu Washington, dalam upaya untuk meredakan perselisihan perdagangan selama 18 bulan antara kedua negara adidaya ekonomi.

Trump mengatakan AS dan Cina  memperbaiki kesalahan pada masa lalu dan memberikan masa depan keadilan ekonomi dan keamanan bagi pekerja, petani, dan keluarga Amerika. Inti dari gencatan senjata antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini adalah janji China untuk membeli produk pertanian AS senilai $200 miliar selama dua tahun yang mencakup sekitar $80 miliar barang manufaktur, $53 miliar energi, $32 miliar di bidang pertanian dan $35 miliar dalam layanan.

Sebagai gantinya, AS akan membatalkan putaran tarif baru dan memangkas tarif barang-barang Tiongkok sekitar $120 miliar menjadi setengah hingga 7,5%. Trump mencatat tarif 25% pada impor Tiongkok senilai $250 miliar akan tetap berlaku untuk memberikan pengaruh AS ketika kedua negara sepakat untuk menyelesaikan perjanjian dagang fase dua, dimana negosiasinya akan segera dimulai.

Untuk memenuhi tambahan $ 200 miliar itu, Cina harus membeli dalam jumlah yang lumayan banyak produk AS. Seperti, barang pertanian, mesin, terutama produk pesawat dan energy. Untuk beberapa produk, Beijing mungkin harus menggandakan pembeliannya dengan mengurangi tarif impor tersebut dan berhenti membelinya dari sumber lain.

China membeli sekitar $186,29 miliar barang dan jasa Amerika pada tahun 2017 lalu sebelum perang perdagangan dimulai, menurut data dari Biro Sensus AS. Dalam hal produk pertanian, China membeli $24 miliar dari AS pada tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat sebesar $32 miliar selama dua tahun, menurut laporan Reuters.