JAVAFX – Harga emas berakhir naik di hari Jumat (26/04) setelah pembacaan data pertumbuhan AS secara triwulanan yang datang lebih baik dari perkiraan, namun menyisakan pertanyaan tentang kekuatan ekonomi yang mendasarinya.
Ekonomi AS berkembang pada laju tahunan 3,2% dalam tiga bulan pertama 2019, kata pemerintah Jumat. Kenaikan itu jauh di atas perkiraan untuk peningkatan 2,3% dalam produk domestik bruto. Ekonomi tumbuh pada tingkat yang sehat 2,2% dalam tiga bulan terakhir tahun 2018.
Peningkatan PDB di kuartal pertama ini seperti membalikkan klaim bahwa ekonomi AS melambat karena stimulus fiskal memudar. Namun apabila melihat data ekonomi lainnya, dimana angka ekspor secara riil hanya menambahkan 1,0% poin ke dalam pertumbuhan PDB secara keseluruhan. Ekspor AS memang meningkat 3,7% secara tahunan dan impor mengalami kontraksi 3,7%. Namun kondisi ini dikhawatirkan tidak akan berlanjut mengingat latar belakang perdagangan global yang sangat lemah.
Apabila ditelaah lebih jauh, dalam neraca perdagangan dan inventaris, maka penjualan akhir ke pembeli domestik meningkat hanya 1,4%. Ini menjadi kenaikan yang terkecil dalam lebih dari tiga tahun. Tentu saja akan menjadi panduan yang jauh lebih baik untuk kekuatan ekonomi yang mendasarinya.
Apabila menghilangkan dorongan yang terbesar dari angka perdagangan ini, dimana inventaris, dan investasi jalan raya, yang semuanya akan terbalik di kuartal mendatang, maka pertumbuhannya riil sejatinya hanya sekitar 1,0%. Dalam keadaan itu, tentu saja pertumbuhan PDB akan melambat di tahun ini, dan bisa memaksa The Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga sebelum akhir tahun.
Dengan pertimbangan itu, pelaku pasar meyakini harga emas masih berpotensi naik dan menjaga tren kenaikan saat ini. Harga emas untuk pengiriman Juni masih mampu naik $ 9,10, atau 0,7%, ke $ 1,288.80 per ounce. Kontrak yang paling aktif mencatat kenaikan mingguan sebesar 1%, berdasarkan penyelesaian Kamis lalu karena pasar utama ditutup pada akhir minggu lalu dengan memperhatikan Jumat Agung. Indek Dolar AS sendiri turun 0,2% pada 97,977, sementara imbal hasil Obligasi AS untuk tenor 10 tahun berada di 2,50%.
Bursa saham AS sedikit merespon data tersebut. Indek Dow Jones dan indek S&P 500 sedikit berubah ketika emas berjangka berakhir. Melembutnya perdagangan di bursa saham ikut menambah keyakinan pelaku pasar komoditi. Mendingnya kenaikan dolar AS baru-baru ini dan hasil obligasi yang lebih rendah menopang harga emas. (WK)