Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin menyampaikan kekhawatiran mereka atas penangkapan di Hong Kong terkait dengan peringatan 34 tahun peristiwa Lapangan Tiananmen.
Sementara itu, China mengatakan bahwa Hong Kong sedang bergerak dari kekacauan menuju kemakmuran.
Pada Minggu, 4 Juni, polisi Hong Kong menangkap 23 orang karena dianggap melanggar kenyamanan publik dan juga menangkap seorang wanita berusia 53 tahun karena menghalangi polisi pada peringatan kekerasan terhadap protes pro-demokrasi di Beijing pada tahun 1989.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia melalui akun Twitter-nya meminta otoritas untuk membebaskan siapapun yang ditangkap karena mereka termasuk dalam menjalankan kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China pada Minggu menyatakan bahwa Hong Kong sedang bergerak dari kekacauan menuju stabilitas dan kemakmuran di jalur yang benar dengan formula satu negara, dua sistem.
Juru bicara kementerian mengatakan pihak eksternal, termasuk Amerika Serikat harus menegakkan hukum internasional dan menghentikan manipulasi politik sia-sia untuk menahan Hong Kong dari China.
Pembatasan pidato dan protes publik di wilayah administratif Hong Kong telah melumpuhkan kegiatan penyalaan lilin masal menandai peringatan penumpasan Tiananmen, namun kota-kota besar lainnya, seperti London, New York, Berlin dan Taipei, tetap akan memperingati peristiwa tersebut.
Ratusan polisi melakukan operasi stop and search dan mengerahkan kendaraan lapis baja di dekat Victoria Park, tempat di mana peringatan biasa dilakukan.
Aktivis Hong Kong mengatakan tindakan polisi itu adalah bagian dari kampanye China untuk menghancurkan perbedaan pendapat di daerah yang dijanjikan kebebasan berkelanjutan selama 50 tahun di bawah model satu negara, dua sistem ketika mantan penguasa kolonial Inggris mengembalikannya pada tahun 1997.
Sementara itu Konsulat Kanada menulis di halaman Facebook-nya bahwa mereka bergabung dengan orang-orang Hong Kong dan seluruh dunia untuk memperingati tindakan kekerasan terhadap warga negara yang tidak bersenjata dan damai pada 4 Juni 1989, termasuk hak untuk berkumpul secara damai.
Media Hong Kong RTHK mengatakan bahwa 23 orang yang ditangkap pada Minggu karena pelanggaran perdamaian dan ketertiban umum tidak ditahan dan kemudian dibebaskan.