Sejumlah badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (2/5) menyebutkan pertempuran di Sudan menyebabkan melonjaknya harga komoditas, menyusutnya persediaan medis secara signifikan, dan ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa banyak yang akan meninggal karena kurangnya layanan penting dan wabah penyakit.
Persediaan medis menipis secara signifikan di daerah-daerah yang dilanda pertempuran, termasuk di Ibu Kota Khartoum, serta Darfur Barat dan Tengah.
WHO juga menyebutkan harga komoditas dasar melonjak 40-60 persen seperti bahan bakar, makanan pokok, dan air kemasan di beberapa daerah di Sudan.
Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa sekitar sepertiga dari populasi atau lebih dari 46 juta orang menghadapi kelaparan sebelum konflik meletus, mencatat bahwa kekerasan berpotensi menjerumuskan jutaan orang lainnya ke dalam kelaparan.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memperkirakan bahwa lebih dari 334.000 orang telah mengungsi di dalam Sudan sejak konflik meletus lebih dari dua pekan lalu.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR) dan para mitranya meningkatkan upaya bantuan seiring meningkatnya penyeberangan perbatasan dari Sudan.
Diperkirakan lebih dari 100.000 pengungsi telah melarikan diri ke negara-negara tetangga.
UNHCR menyebutkan bahwa sebagian besar adalah pengungsi Sudan yang tiba di Chad dan Mesir dan pengungsi dari Sudan Selatan yang kembali ke rumah mereka.
Para pengungsi sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) mengatakan pihaknya menyediakan dukungan air, sanitasi, dan kebersihan yang penting untuk enam rumah sakit di Khartoum dan truk air ke sebuah rumah sakit di Darfur Utara.
UNICEF juga mengirimkan paket kesehatan dan gizi ke pusat-pusat kesehatan di ibu kota negara bagian itu yaitu El Fasher.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa di negara tetangga Chad, sejumlah lembaga bantuan membawa sekitar 70.000 barang bantuan inti dari persediaan global.
OCHA menyebutkan bahwa di Mesir, UNHCR dan badan-badan PBB lainnya sedang menilai kebutuhan pengungsi dari Sudan.
PBB dan Bulan Sabit Merah Mesir mengirimkan air, makanan, kursi roda, dan perlengkapan kebersihan, serta sanitasi kepada para pendatang baru.
Badan-badan kemanusiaan berencana meluncurkan rencana respons pengungsi regional antarlembaga untuk mengatasi kebutuhan keuangan yang mendesak sesegera mungkin.