Rencana tanggap kemanusiaan PBB memerlukan dana 2,56 miliar dolar AS (sekitar Rp38,11 triliun) untuk membantu orang-orang yang terdampak krisis di Sudan, ungkap pejabat senior PBB pada Rabu, selagi badan pengungsi PBB juga mengupayakan dana tambahan untuk membantu para pengungsi.
“Saat ini, 25 juta orang, lebih dari separuh populasi Sudan, membutuhkan bantuan kemanusiaan dan perlindungan.
Ini jumlah terbesar yang pernah kami lihat di negara tersebut,” kata Ramesh Rajasingham, kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) di Jenewa.
“Kebutuhan dana hampir 2,6 miliar dolar AS itu juga merupakan pengajuan kemanusiaan tertinggi untuk Sudan,” katanya.
Rencana tersebut, yang merupakan versi revisi dari rencana kemanusiaan tahunan pada 2023, menargetkan 18 juta orang yang membutuhkan bantuan.
Konflik antara militer Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menyebabkan krisis kemanusiaan yang mengancamkan ketidakstabilan kawasan, membuat lebih dari 700.000 orang di Sudan mengungsi dan memaksa sekitar 200.000 orang menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga.
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), yang membuat pengajuan bersama dengan badan bantuan tersebut pada Rabu, mengaku sedang mencari 472 juta dolar AS (sekitar Rp7 triliun) untuk membantu lebih dari 1 juta orang selama enam bulan ke depan.
“Sayangnya, kita perlu sekali lagi menyerukan negara-negara dan individu-individu yang memiliki kekayaan untuk membantu orang-orang yang tidak bersalah, yang telah kehilangan segalanya bukan karena kesalahan mereka sendiri,” kata Raouf Mazou, Asisten Komisaris Tinggi UNHCR.