Pasukan Israel bunuh milisi Palestina di Tepi Barat

0
57

Pasukan Israel menembak hingga tewas milisi Palestina pada Minggu dalam sebuah operasi militer di wilayah pendudukan Tepi Barat, kata pihak berwenang Palestina.

Kelompok bersenjata “Sarang Singa”, yang dibentuk para milisi dari berbagai faksi, mengatakan bahwa pria yang tewas itu, Said Al-Kawni, adalah “pahlawan perlawanan” dan tewas dalam “bentrokan dengan pasukan pendudukan”.

Pekerja medis mengatakan tiga warga Palestina lainnya terluka oleh tembakan tentara Israel dalam insiden itu, yang dibenarkan oleh militer Israel.

“Tadi malam, dalam aktivitas rutin IDF (Pasukan Pertahanan Israel), tentara IDF menemukan beberapa tersangka bersenjata tengah berkendara dengan mobil dan motor di sebelah Kota Nablus,” kata militer.

“Tentara IDF merespons dengan menembak ke arah tersangka bersenjata.

Beberapa tembakan mengenai sasaran.” Insiden terbaru dari serangkaian peristiwa yang terjadi hampir setiap hari di sekitar Nablus dan Kota Jenin itu kian menegaskan kondisi keamanan yang labil di Tepi Barat menjelang pemilihan umum Israel pada 1 November.

Di Nablus, tempat bagi salah satu kamp pengungsi terbesar di Tepi Barat, sebagian besar toko tutup pada Minggu setelah faksi-faksi bersenjata menyerukan aksi mogok massal.

Sekitar 70 orang Palestina, termasuk milisi dan warga sipil, telah terbunuh di Tepi Barat sejak militer Israel melancarkan Operasi Breakwater pada 31 Maret menyusul serangkaian serangan fatal oleh milisi Palestina di jalan-jalan Israel.

Perdana Menteri Israel Yair Lapid pekan lalu menyerukan kelanjutan upaya mengamankan solusi dua negara atas konflik tersebut, menyusul permintaan Presiden AS Joe Biden.

Namun, hanya ada sedikit tanda-tanda konflik akan berakhir dan dengan hasil prapemilihan yang memfavoritkan mantan PM Benjamin Netanyahu, yang menentang keras solusi dua negara, tipis harapan akan adanya terobosan baru.

Pembicaraan damai yang dimediasi oleh AS untuk mendirikan sebuah negara Palestina di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur kandas pada 2014.

Sejak itu Israel terus memperluas permukiman Yahudi, sehingga kelanjutan pembicaraan menjadi problematis.

Pejabat keamanan Israel telah meminta Otoritas Palestina (PA) berbuat lebih banyak untuk meredam kekerasan para milisi yang mengakar kuat di kota-kota seperti Jenin dan Nablus.

Namun PA, yang semakin tidak populer di mata banyak warga Tepi Barat, mengatakan kewenangannya untuk memerintah telah digerogoti secara sistematis oleh Israel.

Pada Minggu, 30 tawanan Palestina di penjara-penjara Israel mulai melakukan mogok makan sebagai protes atas kondisi penahanan mereka.