Otoritas Israel mengatakan pasukannya masih beroperasi di dalam RS Al Shifa di Gaza untuk menghancurkan pejuang Hamas Palestina yang menurut tentara negara Zionis itu menyimpan senjata dan menjalankan pusat komando di terowongan di bawah bangunan.
Pasukan Israel memaksa masuk ke RS Al Shifa pada Rabu (15/11) dini hari dan menghabiskan hari itu untuk memperdalam pencarian mereka, kata militer.
Sebuah video tentara menunjukkan senjata otomatis, granat, amunisi dan jaket antipeluru ditemukan dari sebuah bangunan yang dirahasiakan di dalam kompleks tersebut.
“Pasukan terus melakukan penggeledahan di rumah sakit dengan cara yang tepat dan berdasarkan intelijen,” kata juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari pada jumpa pers Rabu malam.
Militer tidak menyebutkan pada Rabu bahwa mereka menemukan pintu masuk terowongan di Al Shifa, padahal sebelumnya Hamas dituding telah membangun jaringan terowongan di bawah rumah sakit.
Hamas membantahnya dan menolak pernyataan terbaru dari militer Israel tersebut.
“Pasukan pendudukan masih berbohong… mereka (pasukan pendudukan Israel) telah membawa sejumlah senjata, pakaian dan peralatan dan kemudian menempatkan barang-barang tersebut di rumah sakit dengan cara yang tidak pantas.
Kami telah berulang kali meminta komite dari PBB, Organisasi Kesehatan Dunia dan Palang Merah untuk memverifikasi kebohongan pendudukan,” kata anggota senior Hamas yang berbasis di Qatar, Ezzat El Rashq.
Pasukan Israel menyerbu kompleks Shifa pada Rabu malam “untuk kedua kalinya dalam 24 jam”, lapor kantor berita resmi Palestina WAFA.
Buldoser dan kendaraan militer digunakan, kata kantor berita tersebut dengan mengutip sumber-sumber lokal.
Kantor berita Shehab yang berafiliasi dengan Hamas melaporkan pada Kamis pagi bahwa tank-tank Israel menyerbu Al Shifa dari sisi selatan kompleks tersebut dan terdengar suara tembakan di daerah tersebut.
Israel memulai kampanye melawan kelompok Islam yang menguasai Gaza setelah militan mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober.
Israel mengatakan 1.200 orang tewas dan sekitar 240 orang disandera pada hari paling mematikan dalam 75 tahun sejarah negara tersebut.
Sejak itu, Israel telah mengepung 2,3 juta penduduk Gaza dan melakukan pemboman udara.
Pejabat kesehatan Gaza, yang dipercaya oleh PBB, mengatakan sekitar 11.500 warga Palestina dipastikan tewas, sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak, dan lebih banyak lagi yang terkubur di bawah reruntuhan.
Israel telah memerintahkan seluruh bagian utara Gaza untuk dievakuasi, dan sekitar dua pertiga penduduknya kini kehilangan tempat tinggal.
Truk pertama yang membawa bahan bakar ke Gaza sejak dimulainya perang menyeberang dari Mesir pada Rabu untuk mengirimkan solar ke PBB, meskipun truk tersebut tidak akan berbuat banyak untuk mengurangi kekurangan yang menghambat operasi bantuan.