JAVAFX – Pasokan OPEC naik, harga minyak dalam tekanan pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini dimana pasokan minyak dunia akan terjadi kelebihan di kemudian hari karena naiknya produksi kartel.
Secara tidak terduga, produksi minyak OPEC antara Juli hingga Agustus lalu, ternyata mengalami kenaikan sebanyak 220 ribu bph mencapai 32,79 juta bph, demikian menurut survei Reuters. Naiknya produksi OPEC ini diluar perkiraan pasar mengingat Iran akan segera terdampak sanksi pelarangan transaksi oleh AS di bulan depan. Produksi minyak yang berlimpah tentu membuat harga minyak tidak menarik alias melemah lagi.
Padahal menurut Ketua IEA Fatih Birol bahwa beberapa negara penghasil minyak OPEC sedang menghadapi masalah produksi yang sangat terbatas kemampuannya sehingga tidak bisa meningkatkan kapasitasnya. Libya dan Nigeria merupakan negara contoh yang kesulitan menambah pasokannya, sehingga pasokan memang sedang berlebih meski keduanya tidak menambah pasokannya. Kondisi ini diperparah di kawasan Teluk Meksiko sedang datang badai yang mengancam eksplorasi minyak di kawasan tersebut.
Sekitar 1 juta bph akan hilang jika badai melanda. Namun harga minyak tetap tertekan mengingat Presiden Trump sudah menyiapkan tarif baru kepada China sehingga tensi perang dagang sungguh mengganggu pergerakan minyak. Apalagi Kanada tidak jadi diikutsertakan dalam NAFTA, membuat kawasan Amerika Utara masih rawan konflik tarif. Tekanan harga minyak juga muncul setelah Baker Hughes mengumumkan penambahan 2 kilang aktif di AS sehingga jumlah kilang yang aktif berjumlah 862 buah.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,17 atau 0,24% di level $69,63 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Oktober di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,14 atau 0,18% di harga $77,50 per barel.
Perang dagang akan membawa konsekuensi akan turunnya pertumbuhan sebuah negara sehingga permintaan akan minyak juga dapat dipastikan mengalami penurunan. Inilah yang ditakutkan oleh pelaku pasar jika masalah perang dagang muncul lagi.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi