JAVAFX – Pasokan OPEC akan diperbesar, harga minyak melemah pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini setelah investor melihat potensi pasokan minyak dunia akan banjir dengan rencana dari pembesaran pasokan minyak dari OPEC tersebut.
Pasokan minyak dari Iran dan Venezuela akan terus turun dalam beberapa waktu kedepan, diiringi pula produksi OPEC yang masih terus terbatas hingga akhir tahun ini serta akan berakhirnya perang dagang AS dengan China di mana terdapat salah satu klausul peningkatan impor minyak China dari AS. Kondisi ini membuat harga minyak terus meningkat, dan sejak 2 tahun lalu, harga minyak sudah meroket 70%.
Pasokan minyak dari Venezuela akan terus turun. Hal ini disebabkan oleh Nicola Maduro yang akhir pekan lalu terpilih kembali menjadi Presiden Venezuela sehingga tekanan dari AS terhadap negara di Kepulauan Karibia tersebut makin besar di mana sejak 2 tahun ini, produksi minyak negara anggota OPEC tersebut mengalami penurunan dari 2,5 juta bph dan sekarang tinggal 1,5 juta bph. Kemungkinan besar, produksi minyak negeri akan sekitar 1,2 juta bph pada akhir kuartal ketiga tahun ini, sehingga pasokan minyak dunia makin ketat.
Masalah Iran juga makin memanas setelah AS semalam menekan Iran untuk segera menanggalkan program nuklirnya serta keluar dari perang di Suriah sebagai prasyarat utama lepas dari embargo AS. Diperkirakan produksi minyak Iran akan terpangkas sekitar 200 ribu bph pada akhir tahun ini.
2 negara produsen minyak yang juga anggota OPEC akan menurun produksinya, beberapa negara OPEC yang ikut membatasi produksi minyak 1,8 juta bph, kemungkinan mulai bulan depan akan memperbesar lagi produksi minyaknya, dengan tujuan menutupi turunnya produksi minyak kedua anggota tersebut.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juni di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,28 atau 0,39% di level $71,92 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,50 atau 0,63% di harga $79,07 per barel.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC