Pasokan Norwegia Akan Terganggu, Harga Minyak Menguat Lagi

0
112
Harga Minyak Masih Melanjutkan Pelemahannya

JAVAFX – Pasokan Norwegia akan terganggu, harga minyak menguat lagi pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini di mana potensi kekurangan pasokan minyak dunia makin terlihat pada masa depan.

Serikat kerja minyak Norwegia sejak hari ini diperkirakn akan melakukan mogok kerja karena belum adanya kesepakatan upah baru sehingga ratusan buruh minyak lepas pantai mereka akan mogok dan diperkirakan kilang minyak milik Shell di Knarr akan tutup.

Sebelumnya dari Libya dilaporkan oleh NOC bahwa produksi minyak mereka di bulan lalu tinggal 527 ribu bph atau turun dari 1,3 juta bph di Februari. Kondisi ini disebabkan oleh masih terganggunya kemanan di beberapa titik kilang minyaknya. DariKanada juga dilaporkan bahwa produksi minyak Syncrude 360 ribu bph kemungkinan besar akan segera bisa diproduksi lagi menyusul terganggunya sistem kelistrikan di bulan lalu sehingga pasokan atau ekspor minyaknya ke AS ditutup selama sebulan.

Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,47 atau 0,64% di level $74,32 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,58 atau 0,74% di harga $78,65 per barel.

Presiden OPEC yang sekaligus Menteri Minyak Uni Emirat Arab Suhail al-Mazrouei menyatakan bahwa pernyataan Trump bahwa harga minyak dunia yang tinggi karena OPEC menahan pasokan adalah tidak benar. Al-Mazrouei membela OPEC bahwa pihaknya selama ini telah tetap berperan menyeimbangkan pasokan minyak, terbukti bahwa bulan lalu jika pasokan berkurang maka OPEC langsung menaikkan pasokannya.

Sebelumnya pasokan minyak dunia juga kemungkinan akan kurang karena kemungkinan besar Iran tidak akan boleh melakukan ekspornya lagi setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Sekitar 2,7 juta bph ekspor minyak Iran akan hilang, dan sejauh ini Venezuela juga sedang mengalami penurunan produksi lebih dari 400 ribu bph di bulan lalu sehingga total produksinya sudah di bawah 1 juta bph.

Namun Arab Saudi bulan lalu sudah meningkatkan pasokannya sekitar 500 ribu bph serta sedikit mengurangi harga jualnya ke pasar Eropa untuk bersaing dengan produksi minyak AS.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi