Pasokan Naik, Harga Minyak Makin Turun

0
92

JAVAFX – Harga minyak mentah AS turun pada perdagangan hari Selasa, setelah turunnya perkiraan pertumbuhan ekonomi China yang dikhawatirkan pelaku pasar dapat menekan permintaan energi. Disisi lain, tekanan harga juga muncul dari kabar bahwa Libya berencana untuk meningkatkan produksi minyak mentah mereka setelah berhasul membuka kembali ladang minyak terbesarnya.

Sebaliknya, harga minyak mentah Brent, berakhir naik dengan mendapat dorongan dari pemotongan produksi anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu mereka. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 3 sen, atau 0,05%, menjadi $ 56,56 per barel di New York Mercantile Exchange, sementara Brent untuk pengiriman bulan Mei naik 19 sen, atau 0,3% , ke $ 65,86 per barel di Bursa ICE Futures Europe.

Perdagangan berlangsung dalam gejolak sepanjang hari, investor menimbang-nimbang  kembalinya minyak Libya versus komitmen OPEC dalam memangkas produksi secara berkelanjutan. Reuters melaporkan bahwa Libya telah membuka kembali ladang minyak El Sharara, yang telah ditutup sejak Desember. National Oil Corporation Libya mengharapkan bisa memproduksi kembali minyak reguler dalam beberapa hari mendatang.

Beroperasinya ladang minyak Libya dan produksi OPEC akan menghasilkan tak kurang 300.000 barel per hari. Kondisi ini akan membuat pasar minyak sedikit kelebihan pasokan kecuali jika produksi kemudian dipotong atau dilakukan penghentian operasional yang tidak terjadwal.

Sementara itu, China memangkas target pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini menjadi antara 6% dan 6,5%. Perlambatan ekonomi dapat mengganggu permintaan energi. Meski demikian, harapan masih ada setelah Beijing juga menyatakan bahwa mereka akan menjalankan kebijakan stimulus yang akan membantu perekonomian domestik. Pemotongan pajak China dan pemotongan kebijakan moneter lebih lanjut akan membuat China tetap menarik dan bisa mendukung harga minyak naik kembali.

Harga dalam sesi baru-baru ini juga melihat dukungan karena anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu mereka terus mengurangi tingkat produksi. Anggota OPEC memompa 30,68 juta barel per hari pada Februari, terendah sejak 2015, menurut survei Reuters yang dirilis Jumat.

Sayangnya, produksi minyak AS masih berlimpah bahkan mencatat rekor produksi sepanjang masa dan tingkat penyimpanan yang tinggi telah memaksa kurva WTI melekuk dengan diperdagangkan diatas harga pasar spotnya (Contango), menyiratkan pasar di AS kelebihan pasokan.  Sementar a pergerakan harga minyak Brent sangat sensitive dengan isu OPEC +. Kondisi saat ini menyiratkan tidak ada kekurangan minyak mentah di pasar internasional.

American Petroleum Institute merilis data mingguannya tentang pasokan minyak AS sementara pihak pemerintah akan merilis dari Administrasi Informasi Energi pada hari Rabu. Dalam laporannya, API menyatakan bahwa pasokan minyak mentah AS naik sebanyak lebih dari 7,3 juta barel selama sepekan yang berakhir 1 Maret.

Data EIA diharapkan menunjukkan pasokan minyak mentah naik 1,9 juta barel pekan lalu, menurut survei analis yang dilakukan oleh S&P Global Platts. Informa Economics, bagaimanapun, mengharapkan untuk melihat peningkatan 600.000 barel. Survei S&P Global Platts juga menunjukkan ekspektasi untuk penurunan pasokan 2 juta barel untuk bensin dan 1,4 juta barel untuk sulingan.

Paska pengumuman ini, harga minyak kembali turun ke $ 56,23 per barel dari $ 56,56 saat penutupan perdagangan di New York Mercantile Exchange. (WK)