Pasokan Minyak Mentah Mengkhatirkan, Kenaikan Harga Bisa Terhenti

0
77
Oil Rig

JAVAFX – Salah satu idiom yang terkenal bagi pelaku pasar dalam menyikapi suatu kemustahilan peristiwa dari bobot sumber penyebabnya, adalah “Too Big To Fail”,  semakin besar  (sesuatu) akan semakin sulit untuk jatuh.

Dalam perdagangan komoditi, khususnya minyak mentah dalam minggu lalu, kita mendapati bagaimana terjadinya lonjakan pasokan minyak mentah saat ini. Tak ayal, hal ini membuat harga minyak mentah jatuh. Pasar seakan dibangunkan dari mimpi dengan kenyataan bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari pada isu pemangkasan produksi OPEC dan sekutunya, yaitu permintaan.

Dengan lonjakan inventaris terbaru, sebesar 30 juta barel yang telah ditambahkan ke cadangan minyak mentah AS hanya dalam waktu lima minggu, maka dalam sebuah hitungan statistik memunculkan musnahnya pemikiran bahwa Saudi dan kekuatan lain yang berada di OPEC mungkin telah meningkatkan produksi ketika mereka bertemu di 25 Juni

Banyak teori yang membangun alasan ini. Bagi para “Beruang” yang menginginkan harga turun, kondisi ini adalah cerminan permintaan yang lemah. Sebaliknya, kaum “Banteng” berpendapat bahwa mereka ini merupakan perpanjangan dari masalah ekspor di Houston Ship Channel sejak kebakaran kimia pada awal Maret dan memperbaiki pekerjaan setelahnya yang masih mengganggu aliran minyak di sana.

Sebagaimana analisa John Kemp dari Reuters yang melihat bahwa pekerjaan pemeliharaan yang lebih tinggi dari biasanya dilakukan oleh para penyuling di musim semi ini dilakukan untuk menghindari penutupan di kemudian hari pada musim gugur dan musim dingin. Ini adalah masa ketika mereka mempersiapkan peluncuran bahan bakar laut dengan sulfur rendah di bawah standar Maritim Internasional 2020.

Apa pun alasannya, persediaan minyak mentah saat ini dianggap telah cukup mengkhawatirkan bagi para pelaku pasar karena dianggap berpotensi menghentikan reli atau kenaikan harga minyak yang telah berkecamuk sejak Maret. Jatuhnya harga minyak mentah di minggu lalu adalah yang kedua kalinya secara berturut-turut setelah kenaikan non-stop dalam tujuh minggu sebelumnya.

Pihak Lembaga Informasi Energi AS sendiri memperkirakan akan tercapainya rekor tinggi lainnya dalam produksi minyak , sementara Baker Hughes melaporkan jumlah operasional rig minyak secara mingguan yang bisa berubah jauh lebih tinggi kapan saja. Pendek kata, butuh kehati-hatian menyikapi kerinduan naiknya harga minyak.

Dalam perdagangan di bursa berjangka, harga minyak mentah merangkak keluar dari lubang dimana selama dua hari mereka terperosok pada hari Jumat setelah laporan pekerjaan AS yang menjadi isu utama pekan kemarin. Data NFP dibulan April mengangkat indeks utama Wall Street dan menimbulkan selera pada seluruh aset berisiko, termasuk komoditas. Sayangnya, penguatan ini belum cukup kuat untuk mengatur ulang pasar ke mode positif dalam minggu ini.

Pada perdagangan minggu lalu, menjadi minggu yang luar biasa berombak untuk pewrdagangan minyak, dengan oleh penurunan 2,2 % pada minyak WTI dan 1,7% pada minyak Brent AS.  Dimulai dari perdagangan pada hari Senin lebih rendah pada klaim meragukan Presiden AS Donald Trump dari minggu sebelumnya bahwa ia telah meminta OPEC untuk menurunkan harga bensin, WTI dan Brent mengalami ledakan pada hari Selasa setelah Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan Riyadh tidak akan terburu-buru untuk mengisi kekurangan pasokan yang disebabkan oleh embargo AS pada ekspor minyak Iran. Namun, tidak ada yang bisa mempersiapkan bulls minyak untuk laporan rutin Rabu dari EIA yang menunjukkan 9,9 juta barel dibangun untuk pekan yang berakhir 26 April. Pasar memperkirakan kenaikan hanya sekitar 1,5 juta barel. Hari itu saja, WTI turun sebanyak 4% pada posisi terendah sesi, mencapai level terendah satu bulan di bawah $ 61 per barel.

Phil Flynn, seorang analis dari The Price Futures Group di Chicago yang biasanya memilih posisi bullish pada minyak, memberikan catatan khusus dengan sebuah pertanyaan “apakah peningkatan pasokan minyak mentah besar-besaran ini disebabkan oleh terus berlanjutnya kejatuhan dari penutupan Saluran Kapal Houston atau … sebuah tanda bahwa permintaan goyah? Atau hanya minyak serpih saja? “. Terlepas dari kerugian minggu ini, WTI tetap naik 36% pada tahun ini sementara kenaikan Brent sekitar 32%.

Berikut ini adalah sejumlah isu yang perlu para pialang perhatikan dalam perdagangan sepekan mendatang. Pihak American Petroleum Institute akan melaporkan paparan mingguan atas suplai minyak pada Selasa (07/05).  Esok harinya EIA akan melaporkan stok mingguannya. Pada hari Jumat (10/05) baker Huhges akan melaporkan jumlah mingguan dari pengeboran minyak yang beroperasi. (WK)