JAVAFX – Harga minyak turun pada perdagangan hari Kamis (15/07/2021) di sesi Asia, memperpanjang kerugian sebelumnya karena investor bersiap untuk peningkatan pasokan setelah terjadi kesepakatan antara produsen OPEC terkemuka dan kenaikan stok bahan bakar AS. Disisi lain, ada kekhawatiran yang meningkat terkait proyeksi permintaan di konsumen terbesar dunia tersebut.
Harga minyak mentah Brent turun 52 sen, atau 0,7%, menjadi $74,24 per barel pada 15: 50 WIB dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 72 sen, atau 1%, pada $72,41.
Kedua tolok ukur turun lebih dari 2% pada hari Rabu setelah Reuters melaporkan bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah mencapai kompromi yang akan membuka jalan bagi kesepakatan untuk memasok lebih banyak minyak mentah ke pasar minyak yang ketat dan harga yang melonjak. Baca selengkapnya
Pasar tidak mau mengambil risiko. Harga minyak sendiri sudah sangat overbought, jadi para pedagang mungkin ingin membukukan keuntungan mereka terlebih dahulu sebelum kesepakatan itu dijalankan secara nyata. Sebagaimana dikabarkan bahwa diskusi antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia, telah gagal bulan ini setelah UEA keberatan dengan perpanjangan pakta pasokan kelompok itu di luar April 2022.
Namun, diperkirakan pasokan akan tetap ketat dalam beberapa bulan mendatang bahkan jika OPEC+ menyelesaikan kesepakatan untuk meningkatkan produksi. Dimana pasar minyak yang sudah defisit dan pertumbuhan permintaan melebihi pertumbuhan pasokan, pasar minyak mentah kemungkinan akan semakin ketat pada musim panas ini.
Diyakini bahwa penurunan persediaan minyak global masih akan berlanjut, sehingga dapat meningkatkan Brent menjadi $80 per barel dan WTI menjadi $77 per barel antara sekarang dan September. Di Amerika Serikat, stok minyak mentah turun untuk minggu kedelapan berturut-turut minggu lalu, tetapi persediaan bensin dan solar naik meskipun ada penurunan tingkat pemanfaatan kilang, data dari Lembaga Informasi Energi menunjukkan pada hari Rabu.
Penarikan besar dalam stok minyak mentah tidak banyak mendorong harga minyak karena para pedagang fokus pada kenaikan pertama dalam total stok minyak sejak awal Juni. Namun, importir minyak mentah utama dunia, China, pada hari Kamis melaporkan rekor volume pemrosesan minyak mentah di kilangnya pada bulan Juni, mengurangi beberapa tekanan ke bawah pada harga minyak.
Di tempat lain, prospek pengembalian cepat pasokan minyak Iran ke pasar global telah didorong kembali karena negosiasi mengenai kebangkitan kembali kesepakatan nuklir 2015 tidak akan dilanjutkan sampai pertengahan Agustus ketika presiden baru menjabat.