Pasar saham Asia mundur dari tertinggi level dua minggu pada sesi Kamis dan pasar China mulai melemah di tengah kekhawatiran bank sentral semakin dekat dengan pertimbangan pengurangan stimulus darurat mereka. Sementara itu, dolar bertahan di puncak satu minggu.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik, di luar Jepang, turun 0,5% menjadi 691,76. Namun, indeks masih tidak terlalu jauh dari level tertinggi hari Rabu di 696,76, level yang terakhir terlihat pada 10 Mei.
Pasr saham China mulai melemah dengan indeks blue-chip turun 0,2%. Bursa Australia datar sementara indeks acuan Selandia Baru tersandung 0,9%, memperpanjang penurunan untuk hari kedua berturut-turut setelah bank Selandia Baru itu pada Rabu mengisyaratkan kenaikan suku bunga dimulai dari tahun depan. Indeks Nikkei Jepang turun 0,8%. E-Mini berjangka untuk S&P 500 turun 0,2%.
Pasar ekuitas global telah ditopang oleh upaya bersama dari bank sentral utama yang telah menggelontorkan triliunan dolar di pasar keuangan sejak tahun lalu sembari mengulangi kembali sikap atas suku bunga yang lebih rendah untuk jangka panjang karena mereka berusaha untuk membuat kenaikan inflasi ini hanya sementara.
Di Wall Street, ketiga indeks utama ditutup menguat didorong oleh saham yang berhubungan dengan konsumen, layanan komunikasi, dan sektor keuangan. Indeks Dow sedikit menguat, S&P 500 naik 0,2% dan Nasdaq Composite naik 0,6%.
Pada sektor komoditas, harga emas turun di bawah $1.900 per ounce, daya tarik emas diredupkan oleh rebound dolar dan imbal hasil obligasi AS. Emas spot merosot 0,2% menjadi $1,892.06 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 8 Januari di $1,912,50.
Harga minyak juga melemah dengan minyak Brent turun 20 sen menjadi $68,76 per barel dan minyak mentah AS turun 19 sen menjadi $66,02 per barel.