Pasar Perumahan Australia Meledak Secara Tahunan

0
127

JAVAFX – Pasar perumahan Australia mengawali tahun 2020 ini dengan memberikan ledakan pertumbuhan harga secara tahunan pada laju tercepat sejak akhir 2017, hali ini merupakan sebuah dukungan kepercayaan konsumen dalam menghadapi kasus kebakaran hutan dan ketakutan penyebaran wabah virus corona.

Data dari konsultan properti CoreLogic pada hari Senin menunjukkan harga rumah di seluruh negara naik 0,9% pada bulan Januari, dari bulan Desember sektor perumahan mereka naik 1,1% dan keuntungan dalam 12 bulan hingga Januari menjadi 4,1%.

Beberapa kenaikan sektor perumahan di Australian ada di Sydney yang naik 1,1% pada bulan Januari dan 7,9% dalam tahun ini. Melbourne membanggakan keuntungan masing-masing 1,2% dan 8,2%. Dengan setiap kota besar mencatat kenaikan pada Januari, sementara nilai-nilai di Brisbane, Adelaide, Hobart, dan Canberra mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.

Januari adalah periode lambat untuk penjualan rumah menjadi puncak musim liburan musim panas di Australia.

Reserve Bank of Australia (RBA) akan mengadakan pertemuan pertama tahun ini pada hari Selasa esok dan menyiratkan sekitar 20% peluang penurunan seperempat poin pada tingkat kas 0,75%.

China kini tengah menyelesaikan pembangunan rumah sakit dengan fasilitas 1.000 tempat tidur untuk merawat para korban virus baru yang telah menyebabkan 362 kematian dan lebih dari 17.000 infeksi di China dan di luar negeri, menurut angka terbaru hari Senin (3/2).

Pembukaan kembali sekolah-sekolah juga ditunda di provinsi Hubei tengah yang merupakan wilayah paling parah.  Rumah sakit khusus di ibu kota provinsi Wuhan yang diselesaikan hanya dalam 10 hari. Rumah sakit kedua dengan 1.500 tempat tidur kini sedang dibangun. Pembatasan diperketat lebih jauh di satu kota dengan memungkinkan hanya satu anggota keluarga untuk keluar untuk membeli persediaan setiap hari.

Total jumlah meninggal di China sebanyak 361 kematian dan 2.829 kasus baru selama 24 jam terakhir, menjadikan total Cina menjadi 17.205, terjadi ketika negara-negara lain terus mengevakuasi ratusan warga mereka dari Hubei dan memberlakukan pembatasan perjalanan yang memengaruhi warga Tiongkok atau orang yang baru-baru ini bepergian di negara itu.