Pasar Kembali Khawatirkan Terjadinya Perlambatan Ekonomi, Dolar AS Masih Menguat

0
110
Data Ekonomi Mendukung Penguatan Dolar 
Data Ekonomi Mendukung Penguatan Dolar 

Indeks-indeks acuan Wall Street turun dalam pada perdagangan hari Selasa, 4 Desember 2018 dan merupakan kejatuhan terbesar sejak aksi jual di Oktober karena investor mencemaskan kondisi pasar obligasi yang mengisyaratkan kemungkinan terjadinya perlambatan ekonomi.

Kekhawatiran yang masih menyelimuti pasar terkait hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China juga melemahkan Wall Street karena kebingungan pasar akan kesepakatan dagang AS dan Cina. Kudlow merevisi mulai berlakunya waktu 90 hari masa gencatan senjata perang dagang untuk bernegosiasi di revisi bukan di dari mulai tanggal 01 Januari 2019 melainkan dari tanggal 01 Desember 2018. Pasar juga dibingungkan dengan pernyataan Trump yang akan kembali mengenakan tariff impor kepada Cina karena Trump ingin mencapai kesepakatan yang adil.

Kekhawatiran terjadinya perlambatan ekonomi dikarenakan Yield obligasi negara AS bertenor tiga tahun melewati yield obligasi lima tahun hari Senin. Ini berarti apa yang disebut inverted yield terjadi dan biasanya memberi tanda akan terjadinya resesi walaupun seringkali perlambatan ekonomi yang diperkirakan baru akan terjadi bertahun-tahun kemudian.  Tetap saja banyak pelaku pasar yang percaya inverted yield baru resmi terjadi bila yield obligasi bertenor dua tahun lebih tinggi dibandingkan 10 tahun, dan hal ini belum terjadi saat ini.

Kedua hal diatas menjadi pemicu naiknya permintaan Dolar AS setelah para pelaku pasar menarik diri dari investasi saham mereka yang merupakan Asset Risk Aversion dan mengalihkannya kepada Save Havens Dolar AS. Imbasnya adalah terjadi pelemahan beberapa mata uang dan emas terhadap Dolar AS.

Secara teknikal, GBPUSD diprediksi dapat melemah ke level 1.26358, EURUSD diprediksi dapat melemah ke level 1.30006, USDCAD diprediksi dapat melemah ke level 1.33323, dan Emas diprediksi dapat melemah ke level 1231.48.