Dolar AS menguat, naik ke level tertinggi dua dekade di awal perdagangan Eropa sesi Senin. Para pelaku pasar memburu aset safe haven dolar di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global sebagaimana mereka mencari imbal hasil dari obligasi.
Indeks dolar menguat 0,5% ke level 104.170, naik ke level yang belum pernah terlihat sejak 20 tahun terakhir setelah pekan lalu mencatat kenaikan mingguan kelima berturut-turut. Perang di Ukraina dan pembatasan yang lebih ketat terhadap COVID-19 di Beijing dan Shanghai semakin menciptakan ketidakpastian atas pertumbuhan ekonomi di Eropa dan Asia.
Pekan ini, akan dirilis indeks sentimen ZEW Jerman dan data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama Inggris, di mana kedua data ini diperkirakan akan menunjukkan melambatnya pertumbuhan di dua negara ekonomi terbesar Eropa.
Di Senin pagi, data dari China menunjukkan pertumbuhan ekspor negeri tirai bambu itu melambat menjadi satu digit di April, tumbuh 3,9% pada April secara tahunan, dibandingkan dengan 14,7% yang dilaporkan pada bulan Maret. Pertumbuhan terendahnya sejak Juni 2020.
Sebaliknya, data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan payrolls non pertanian AS meningkat 428.000 pada bulan April, di atas perkiraan. Hal ini menunjukkan permintaan tenaga kerja tetap kuat, dengan bisnis disibukkan dengan penerimaan pekerja yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen yang tangguh.
