Pasar Energi Terlihat Bagus, Harga Minyak Bisa Melonjak 50% Lagi

0
63
Luanda, ANGOLA: TO GO WITH AFP STORY IN FRENCH :"Les prix du petrole se stabilisent apres le consensus atteint a l'Opep" - (FILES) General view of an oil offshore platform owned by Total Fina Elf in the surroundings waters of the Angolan coast 15 October 2003. The 11 members of the OPEC oil cartel have agreed to slash output by a million barrels a day, the OPEC president said 11 October 2006, in a move aimed at shoring up sliding world crude prices. AFP PHOTO MARTIN BUREAU (Photo credit should read MARTIN BUREAU/AFP/Getty Images)

JAVAFX – Pasar energi terlihat bagus jika pasar bertahan dan terus reli. Sektor energi telah mengungguli pasar secara keseluruhan dengan margin besar sejak Oktober lalu, bahkan setelah koreksi di bulan Juli. Meskipun ada kekhawatiran tentang varian Delta, bank-bank investasi besar terus berkeyakinan bbullish pada minyak, salah satunya adalah Goldman Sachs. Mereka mempertahankan perkiraan sebelumnya bahwa harga Minyak Mentah Brent pada akhir tahun ini bisa di kisaran harga $80 per barel, meskipun mereka juga memperkirakan bahwa lonjakan varian Delta dapat menjadi hambatan sementara pada masalah permintaan minyak selama dua bulan ke depan.

Keyakinan mereka didasarkan pada meningkatnya kegiatan vaksinasi yang diharapkan dapat memulihkkan permintaan minyak secara berkelanjutan. Disisi lain, dukungan bagi kenaikan harga minyak juga berpijak pada keyakinan bahwa OPEC+ tidak mungkin merespons permintaan Presiden Joe Biden agar mereka meningkatkan produksinya ditengah wabah pandemi saat ini, yang akan mengurangi permintaan minyak dalam jangka pendek, jelas Goldman Sachs.

Data terkini menunjukkan bahwa permintaan minyak mentah China diperkirakan lebih rendah 1 juta barel per hari (bph) dalam dua bulan ke depan dari yang diperkirakan sebelumnya karena meningkatnya jumlah kasus COVID di importir minyak mentah utama dunia, jelas mereka.

“Melihat di luar angin sakal Delta, kami memperkirakan pemulihan permintaan akan berlanjut seiring dengan meningkatnya tingkat vaksinasi,” kata Goldman Sachs.

Sementara itu, Gedung Putih meminta kelompok OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak lebih dari yang mereka rencanakan untuk menjinakkan kenaikan harga bensin yang dapat menggagalkan pemulihan ekonomi global.  Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa “Kami terlibat dengan anggota OPEC+ yang relevan tentang pentingnya pasar yang kompetitif dalam menetapkan harga”.  Harga bensin yang lebih tinggi, jika dibiarkan, berisiko merusak pemulihan ekonomi global yang sedang berlangsung, demikian bunyi pernyataan itu.

Akan ada cukup banyak keengganan dari Saudi dan kelompok yang lebih luas untuk meningkatkan produksi lebih lanjut, terutama mengingat berlanjutnya ketidakpastian atas penyebaran varian delta. Kita perlu melihat seberapa besar tekanan yang bersedia diberikan AS pada Arab Saudi untuk melihat mereka lebih lanjut membuka keran,” tambah mereka.

Mengomentari kemungkinan OPEC+ mengangkat pasokan, Goldman Sachs mengatakan “Kami tidak melihat pernyataan Gedung Putih baru-baru ini sebagai ancaman defisit pasar saat ini atau laju penyeimbangan kembali di semester kedua tahun ini.”

Secara teknis, pola gerakan harga menunjukkan formasi “Gold Cross” pada grafik mingguannya. Formasi ini mengindikasikan proyeksi kenaikan besar pada harga suatu aset. Rata-rata harga dalam jangka pendek melintasi di atas rata-rata pergerakan jangka panjangnya. Pola grafik silang emas menunjukkan potensi reli besar. Dilihat kebelakang, formasi ini hanya terjadi tiga kali sejak awal abad ini dan masing-masing dari tiga kali itu diikuti oleh reli minyak mentah yang sangat kuat, dalam kisaran 20% -50%.