Para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan bertemu di Jakarta pada Oktober 2022 untuk membahas lebih lanjut penyelesaian isu Myanmar.
“Pertemuan itu menjadi salah satu parameter sejauh mana Indonesia telah melakukan inisiatif terkait isu Myanmar sebelum menjalani keketuaan (ASEAN) di tahun mendatang,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam pengarahan media secara daring pada Jumat.
Upaya penyelesaian isu Myanmar menghadapi kebuntuan karena tidak adanya kemajuan dari junta Myanmar untuk menerapkan Konsensus Lima Poin, yang telah disepakati bersama dengan para pemimpin ASEAN pada April tahun lalu.
Konsensus tersebut menyerukan “penghentian segera kekerasan” dan semua pihak melakukan “pengendalian sepenuhnya”; dialog konstruktif di antara semua pihak; mediasi pembicaraan oleh utusan khusus ketua ASEAN; penyaluran bantuan kemanusiaan yang dikoordinasikan oleh ASEAN; serta kunjungan ke Myanmar oleh delegasi ASEAN yang dipimpin oleh utusan khusus, untuk bertemu dengan semua pihak yang berkonflik.
Dalam proses membantu penyelesaian isu tersebut, Faizasyah menjelaskan bahwa Indonesia terus menjalin komunikasi dan interaksi dengan berbagai pemangku kepentingan di Myanmar.
“Tidak semua bisa kita buka ke publik, tetapi itu adalah proses kita bahkan sebelum kita menjadi ketua (ASEAN)… sudah pernah kita jalankan,” ujar dia.
Indonesia juga mendorong agar implementasi Konsensus Lima Poin untuk membantu mengatasi krisis Myanmar dapat dibahas secara khusus oleh para pemimpin ASEAN dalam KTT di Kamboja, November 2022.
“Nanti kita akan mencatat bagaimana hasil KTT mendatang, pembahasan para leaders untuk isu Myanmar ini menjadi pegangan bagi Indonesia selanjutnya saat memegang keketuaan ASEAN,” ujar Faizasyah.