JAVAFX – Panik masih melanda pasar saham dunia, dolar tetap tertekan pada perdagangan pasar uang Asia Pasifik hingga jelang siang hari ini, di mana kondisi ini merupakan perwujudan dari kondisi sebelumnya dengan keinginan pasar yang masih ingin melemahkan mata uang AS tersebut.
Melihat pada perdagangan sebelumnya, pergerakan dolar AS mengalami tekanannya dari mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup menguat di level 1,1587, GBPUSD ditutup menguat di level 1,3227, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7119 dan USDJPY ditutup melemah di level 112,11.
Dan untuk sementara di siang ini, EURUSD bergerak di level 1,1603, GBPUSD bergerak di level 1,3232, AUDUSD di level 0,7125 dan yen di level 112,33.
Kondisi yen sempat melemah terhadap dolar AS setelah gejolak perang dagang sedikit mereda pasca Kanada sepakati dagang dengan AS dan revisi anggaran belanja Italia membuat aksi safe haven dolar memuncak semalam. Namun sejak akhir pekan lalu, yen terus menguat terhadap dolar karena efek jeleknya data payroll AS serta aksi bank sentral China yang mengeluarkan paket bantuan ekonominya sehingga menimbulkan aksi safe haven termasuk safe haven ke yen. Yen sendiri terus menguat dan menjauh dari level terburuk 11 bulannya sejak akhir pekan lalu.
Pernyataan ketua the Fed Jerome Powell bahwa suku bunga Fed bisa naik di atas 3% dalam waktu 2 tahun mendatang karena ekonomi AS sangat kuat. Kondisi ini makin memantapkan keinginan investor untuk memiliki aset berlatar belakang asal AS waktu itu. Yen sendiri sempat terkoreksi dengan melemah menyentuh level terlemahnya sejak 2011 atau sesaat seperti gempa Jepang 2011.
Namun efek perang tarif sebelumnya sudah terasa sejak data survei tankan bulan lalu yang mengalami penurunan. Dan Presiden Trump kembali menuduh bahwa jatuhnya pasar saham dunia di pekan ini disebabkan oleh keinginan bank sentral AS yang menaikkan suku bunganya. Situasi kepanikan di pasar saham membuat aksi melepas dolar cukup besar terjadi sehingga dolar sendiri mengalami koreksi hampir 2%.
Turunnya kinerja ekonomi dunia juga membuat keinginan memiliki dolar mulai hilang, karena menganggap bahwa Trump tidak ingin mata uangnya menguat sementara waktu. Situasi panik jual di pasar saham bisa menjadi sinyal untuk terus menjauhi dolar. Apalagi investor sedang melihat perkembangan lebih lanjut dari perundingan Brexit.
Perundingan Brexit akan ditentukan pada awal pekan depan, dimana ini bisa menjadi meomentum mengoleksi euro dan pound lebih besar atau mulai melepasnya.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi