Panglima Militer AS: Garis Depan dengan China Berada di Perbatasan Selatan

0
65

Seorang panglima militer memperingatkan bahwa garis depan dalam persaingan dominasi global antara Washington dan Beijing, jauh lebih dekat.

Dia mengungkapkan hal itu ketika pejabat tinggi pertahanan dan diplomatik Amerika bertemu dengan sekutu-sekutu di Asia guna mencari jalan untuk melawan ancaman dari China yang semakin agresif.

Panglima pasukan AS di Amerika Tengah dan Selatan, Komando Selatan, Laksamana Craig Faller, mengatakan kepada anggota Kongres, Selasa (16/3), bahwa China sudah menjadi ancaman utama di kawasan itu.

Dia menambahkan China juga mengambil keuntungan dari pandemi virus corona dan memaksakan kehendaknya terhadap sejumlah negara.

“Saya perhatikan kawasan ini sebagai garis depan persaingan,” kata Faller kepada para anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat.

Ia selanjutnya menggambarkan upaya Beijing itu sebagai usaha yang menekan sepenuhnya.

“Saya menilai isu itu mendesak,” Faller menambahkan.

“Pengaruh kita pupus di sini.” Komentar Faller tersebut yang terbaru dari serangkaian peringatan dari sejumlah pejabat militer Amerika dalam minggu-minggu terakhir dan memperingatkan penyusun kebijakan Amerika terkait ambisi China dan tekad Beijing untuk merealisasikan cita-cita tersebut.

Pemerintahan Presiden Joe Biden memandang peringatan itu secara serius.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken memanfaatkan lawatan pertama mereka ke luar negeri untuk berkonsultasi dengan sekutu strategis di kawasan, termasuk Jepang dan Korea Selatan.

Selain itu, lawatan tersebut juga untuk menanggapi keprihatinan akan bahaya yang semakin besar dari China, serta membahas cara-cara untuk menuntut pertanggung jawaban Beijing atas sejumlah pelanggaran norma-norma internasional yang berlaku.

Namun, Faller pada Selasa (16/3), memperingatkan ancaman yang berulang kali ia jelaskan “licik atau berbahaya” itu menjadi lebih dekat ke wilayah Amerika.

“Beberapa contoh adalah kontrak-kontrak pembangunan pelabuhan, pinjaman untuk menarik keuntungan politik, diplomasi vaksin yang melemahkan kedaulatan, pengawasan negara, TI (teknologi informasi), dan eksploitasi sumber daya seperti penangkapan ikan yang ilegal,” katanya kepada para wartawan di Pentagon, selesai memberi kesaksian di Gedung Capitol.

Panglima SOUTHCOM itu juga mengonfirmasi laporan, seperti yang diberitakan harian New York Times bahwa China menolak berbagi vaksin dengan negara Amerika Tengah dan Selatan yang masih terus mempertahankan hubungan dengan Taiwan, kecuali negara-negara itu memutuskan hubungan dengan negara pulau itu.