Pandemi COVID-19 dapat menjadi katalis untuk reformasi yang sangat dibutuhkan dalam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti bencana nuklir Chernobyl pada tahun 1986 yang mendesak adanya perubahan penting dalam agensi nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagaimana dikatakan salah satu ketua panel peninjauan independen.
Panel yang dibentuk untuk menyelidiki respons global atas pandemi virus corona itu menyebut WHO kurang bertenaga, kekurangan dana dan memerlukan reformasi mendasar untuk memberikan sumber daya yang dibutuhkan untuk merespons dengan lebih efektif terhadap wabah penyakit mematikan.
“Kami di sini bukan untuk menyalahkan, tetapi untuk membuat rekomendasi konkret untuk membantu dunia merespons lebih cepat dan lebih baik di masa depan,” kata salah satu ketua panel, mantan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, kepada wartawan, Selasa (19/1).
Laporan panel tersebut mengatakan pada Senin bahwa para pejabat China seharusnya menerapkan langkah-langkah kesehatan publik dengan lebih ketat pada bulan Januari untuk mencegah pewabahan COVID-19 yang pertama, dan mengkritik WHO karena tidak mengumumkan status darurat internasional hingga 30 Januari.