Pameran komoditas lokal alami peningkatan konsumsi di Tibet, China

0
73

Pada sebuah pameran komoditas lokal yang sedang berlangsung di Kota Shannan, Daerah Otonom Tibet, China barat daya, Losang dikerumuni oleh para pengunjung yang tertarik dengan teh, jamur, dan makanan khas lainnya yang dipajang di stan miliknya.

Produk-produk tersebut berasal dari Legpo, daerah terpencil yang terletak di sebuah lembah di bagian timur Pegunungan Himalaya.

Dengan iklim sedang sepanjang tahun, produk-produk pertanian di sana memiliki kualitas yang sangat baik.

Penjualan telah meningkat sejak perusahaan Losang didirikan lima tahun lalu, dan produknya juga telah makin diminati di Lhasa, Shannan, dan tempat-tempat lain di daerah tersebut.

Dengan peningkatan taraf hidup yang signifikan, para petani dan penggembala di Tibet tidak lagi puas dengan sekadar mengenyangkan perut.

Sebaliknya, mereka mengejar kualitas hidup yang tinggi, seperti lebih memperhatikan nutrisi makanan sehari-hari, yang mengarah pada pembentukan kebiasaan konsumsi baru, kata Losang, kepala perusahaan itu.

Sebelumnya, produk-produk khusus dari daerah terpencil di Tibet pada umumnya tidak banyak diketahui oleh orang dari luar, tetapi kini nilai ekologisnya yang kaya telah diakui oleh para konsumen yang lebih luas, sebagian berkat transportasi yang lebih baik.

Sementara itu, kesadaran merek tumbuh di daerah dataran tinggi tersebut.

Tren itu mendorong banyak perusahaan untuk lebih menekankan pada kontrol kualitas guna membangun citra merek mereka.

Di pameran tersebut, Pasang, seorang warga yang berasal dari Shannan, membeli 5 kilogram daging babi di stan perusahaan teknologi pertanian lokal yang terkenal.

“Keluarga saya menyukai merek ini.

Meskipun harga produk mereka lebih mahal dibandingkan daging babi biasa di pasaran, tetapi itu sepadan,” ujarnya.

Jampa, chairman perusahaan itu, mengatakan bahwa guna memastikan kualitas daging babi mereka, perusahaan tersebut memberi pakan babi terutama dengan gandum, jagung, dan rumput alfalfa, yang didukung juga dengan mengadopsi pembiakan alami.

Berkat sumber daya yang melimpah, pemerintah daerah Tibet telah mengembangkan lebih dari 1.100 merek produk bebas polusi, berkonsep ramah lingkungan, organik, dan berindikasi geografis (geographical indication/GI), yang secara efektif meningkatkan daya saing pasar produk-produk pertanian dari seluruh Tibet.

Seperti halnya di tempat lain di China, Tibet juga merasakan perkembangan sektor e-commerce yang pesat berkat peningkatan jaringan dan layanan logistik selama beberapa tahun terakhir.

Konsumsi daring (online) menunjukkan momentum pertumbuhan yang pesat, dengan para pembeli memadati acara live-streaming dan toko online setiap hari.

“Semua produk lokal ini dapat dibeli secara online hanya dengan memindai kode QR di sini,” tutur Yang Qilin, yang dikirim ke pameran itu oleh pusat layanan publik e-commerce wilayah Gyaca, saat mengajari para konsumen cara memesan lewat toko online yang dikembangkan sendiri oleh wilayah tersebut.

Yang mengatakan bahwa e-commerce telah membuka banyak saluran pasar baru bagi petani lokal yang memproduksi kenari dan beri hawthorn berkualitas tinggi.

Sejumlah stasiun layanan logistik juga telah didirikan di daerah pedesaan guna memfasilitasi pengalaman belanja online.

Dari Januari hingga Juni 2022, penjualan ritel online di Tibet mencapai 4,75 miliar yuan (1 yuan = Rp2.241) atau sekitar 681 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.576), naik 33,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan menempati peringkat pertama dalam hal tingkat pertumbuhan di antara semua daerah setingkat provinsi di China, menurut data dari departemen perdagangan daerah tersebut.