Pada Jumat 28 Januari lalu sebuah jembatan di kota Pittsburgh ambruk, mencederai 10 orang dan menyebabkan tujuh kendaraan terlempar ke sebuah lembah.
Kondisi sarana di AS dari hari ke hari semakin parah, dan UU Infrastruktur $1,2 triliun yang baru-baru ini berhasil diloloskan oleh pemerintahan Biden dinilai masih tidak mencukupi.
Ambruknya jembatan di Pittsburgh ini terjadi setelah dilakukan inspeksi terhadap jembatan itu, terakhir kali pada September 2021.
Hasilnya, jembatan itu dinilai berada dalam kondisi buruk.
VOA menghubungi Andrew Herrmann, seorang ahli struktur dan mantan presiden American Society for Civil Engineers (ASCE).
Dia berpendapat bahwa pada saat ini masih terlalu dini untuk menentukan penyebab ambruknya jembatan itu.
“Jembatan ini telah diperiksa dan dimasukkan peringkat empat atau kurang yang merupakan kondisi buruk atau yang dulu disebut kategori yang tidak sempurna dari segi struktural.
Kalau tidak salah superstruktur mendapat peringkat empat, dan superstruktur itu adalah konstruksi yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari landasan jembatan ke pilar dan abutmen-nya,” katanya.
Menurut Herrmann masyarakat harus menunggu hasil penyelidikan oleh entitas yang kompeten, yakni the National Transportation Safety Board atau NTSB.
Badan ini akan membentuk dan mengerahkan sebuah tim yang multidisipliner termasuk insinyur sipil yang ahli struktur, ahli bahan bangunan, serta pakar lain.
Di dalam badan ini terkumpul pengalaman gabungan lebih dari 150 tahun.
VOA secara terpisah juga menghubungi Ir.
Ashar Saputra PhD., profesor dan pengajar senior di Fakutas Teknik Sipil Universitas Gajah Mada.
Dia mempertanyakan mengapa fakta bahwa jembatan itu dalam peringkat buruk, tidak segera ditindaklanjuti? Apalagi mengingat ini adalah penilaian cepat dan visual.
“Mestinya di dalam bridge management system yang bagus, pada kondisi yang poor (buruk) itu tadi, dilanjutkan dengan investigation (penyelidikan) yang lebih mendetil untuk memastikan apakah statusnya masih memenuhi standar safety atau tidak.
Sebenarnya dari SOP (Standard Operating Procedure) yang ada di United States sendiri setelah ada kondisi poor muncul dari Departement of Transportation itu mestinya dilanjutkan dengan detailed investigation (penyelidikan terperinci) untuk memastikan apakah jembatan ini harus closed (ditutup) atau tidak.
Kelihatannya ini yang belum sempat dilakukan,” tukas Ashar.
Pendapatnya ini, kata Ashar, diperkuat oleh informasi yang sudah beredar sejauh ini dalam masyarakat, khususnya foto-foto awal dari penyelidikan NTSB di mana terlihat proses besi yang berkarat secara luas dan parah.
Ini jelas mengurangi kapasitas unsur-unsur struktural jembatan ini dalam menanggung beban.
Kajian baru-baru ini oleh the American Road & Transportation Builders Association memperoleh temuan bahwa di seluruh Amerika terdapat 43.578 jembatan yang berada pada peringkat poor atau buruk dan hampir 224 ribu membutuhkan perbaikan besar atau penggantian total.
Jumlah itu sedikit di bawah sepertiga dari total 619.588 jembatan di seluruh AS.
Paket infrastruktur $1,2 triliun yang baru-baru ini berhasil digolkan oleh pemerintahan Presiden Biden, oleh Herrmann dinilai hanya merupakan down payment atau uang muka untuk usaha peremajaan infrastruktur jembatan di seluruh negeri Paman Sam ini.
“Di dalam laporan kami yang memberi jembatan Amerika nilai C untuk 2021, ini sebenarnya kemunduran dari nilai C plus empat tahun sebelumnya.
Kita kekurangan dana 125 miliar dolar untuk meningkatkan jembatan-jembatan kita ke nilai B, dan paket infrastruktur ini dalam lima tahun, kalau saya tidak salah, menyediakan $27 miliar atau 5,4 miliar per tahun.
Saat ini kita sudah membelanjakan 14,24 miliar per tahun, dan itu termasuk dana pemerintah federal, negara bagian dan lokal.
Tetapi proyeksinya adalah kita memerlukan sekitar $22,7 miliar per tahun untuk mengembalikan kondisi sarana jembatan kita ke nilai B,” ujarnya.
Andrew Herrmann menilai paket infrastruktur adalah prakarsa yang baik, tetapi masih sangat jauh dari memadai untuk meremajakan sarana jembatan di Amerika.