JAVAFX – Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan para sekutu dari produsen minyak tersebut akan mengadakan pertemuan secarar virtual di hari Kamis (09/04/2020) untuk membuat keputusan mengenai produksi minyak mentah global yang dapat membuat atau menghancurkan pasar minyak. Sayangnya, mereka terkenal sulit untuk mencapai kesepakatan dalam perundingan-perundingan sebelumnya.
Pertemuan yang akan dilakukan secara virtual tersebut memang tidak konvensional, tetapi tidak mungkin menjadi penghalang. Justru menguatkan asumsi bahwa kelompok tersebut memiliki perjanjian yang telah direncanakan sebelumnya. Jika partai-partai OPEC + belum memiliki perjanjian, mereka hanya akan membatalkan pertemuan. Konferensi video dijadwalkan akan dimulai Kamis pukul 14.00 GMT, atau 10:00 waktu bagian Timur, menurut Reuters.
Pertemuan virtual tersebut disinyalir hanyalah formalitas karena para pembuat keputusan utama, Arab Saudi dan Rusia, telah melakukan diskusi langsung sebelumnya, dan Arab Saudi telah melakukan pembicaraan sampingan dengan para mitranya, seperti Kuwait dan Uni Emirat Arab.
Pada dasarnya OPEC+ akan mendiskusikan pengurangan 8 – 10 juta barel per hari selama 90 hari, dimana pertemuan tersebut kemungkinan berfokus pada “memperbaiki jumlah dan mengalokasikan jumlah tersebut untuk masing-masing mitra. Namun, keputusan oleh OPEC +, telah diketahui sangat sulit untuk dicapai. Seperti saat pertemuan di awal Maret yang gagal setelah anggota OPEC Arab Saudi dan Rusia yang bukan anggota gagal menyetujui pengurangan produksi. Hingga mengarah pada perang harga dan kenaikan produksi di antara kedua negara.
Arab Saudi menaikkan produksinya menjadi 10,15 juta barel per hari di bulan Maret, tepat di atas kuota 10,144 juta barel, menurut survei yang dilakukan oleh S&P Global Platts yang dirilis minggu ini. Kerajaan tersebut, bersama dengan Uni Emirat Arab dan Kuwait, berkontribusi pada produksi OPEC 28,97 juta barel per hari di bulan Maret — naik 980.000 barel per hari dari Februari hingga mencapai level tertinggi tiga bulan, survei menunjukkan.
Jika kartel ini gagal kembali mendapatkan kesepakatan yang berarti untuk mengakhiri perang harga saat ini, harga minyak bisa jatuh kembali ke level yang tidak terlihat dalam 17 tahun di sekitar $ 20. Sebaliknya, hasil positif pertemuan tersebut membuka jalan harga bisa kembali menuju $ 40.
Pada hari Rabu, harga minyak mentah AS, WTI ditutup pada $ 25,09 per barel, naik $ 1,46, atau 6,2%. Harga minyak mentah Brent untuk kontrak bulan Juni, naik 97 sen, atau 3%, menjadi $ 32,84 per barel. Kedua tolok ukur telah kehilangan lebih dari setengah nilainya sejauh tahun ini.