Mantan presiden AS Barack Obama, Kamis (21/4) memperingatkan bahwa autokrat di seluruh dunia menumbangkan demokrasi dengan menggunakan informasi yang keliru.
Berbicara kepada mahasiswa dan pengajar di Lembaga Kajian Internasional Freeman Spogli di Universitas Stanford, Obama menujukan itu pada mantan presiden Donald Trump.
Obama mengatakan, “Kita baru saja melihat seorang presiden yang sedang menjabat menolak hasil pemilu yang jelas dan membantu menyulut pemberontakan dengan kekerasan di gedung Kongres negara.
Bukan hanya itu, tetapi mayoritas di partainya, termasuk banyak yang menduduki beberapa jabatan tertinggi di negara, terus meragukan legitimasi pemilu terakhir, dan menggunakannya untuk menjustifikasi UU yang membatasi pemungutan suara.” Obama mengatakan bahwa platform media sosial sebagai “sumber utama berita dan informasi kita” harus bekerja untuk menghentikan penyebaran kebohongan, manipulasi terselubung, dan teori konspirasi di internet.
“Perusahaan-perusahaan media sosial telah membuat pilihan mengenai apa yang diizinkan atau yang tidak diizinkan di platform mereka dan bagaimana konten tersebut muncul baik secara eksplisit melalui moderasi konten dan secara implisit melalui algoritma.
Masalahnya adalah kita kerap tidak mengetahui prinsip yang mengatur keputusan itu,” papar Obama.
Obama mengatakan sebagai warga negara, rakyat Amerika telah menjadi konsumen berita yang lebih baik dengan mengevaluasi sumber, mengajari anak-anak mengenai cara berpikir kritis, agar semua mampu memisahkan opini dari fakta.