Para menteri dari Inggris, China, Prancis, Jerman serta Rusia akan menemui menteri Iran di PBB akhir pekan ini untuk memberi momentum baru pada pembicaraan kesepakatan nuklir 2015 yang tertunda, kata menlu Prancis, Senin (20/9).
Putaran keenam pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington ditunda pada Juni setelah pemimpin garis keras Ebrahim Raisi terpilih menjadi presiden Iran.
Raisi resmi dilantik pada 5 Agustus.
Sejak April Iran dan negara-negara besar dunia berusaha untuk menemukan cara bagaimana Teheran dan Washington dapat kembali mematuhi perjanjian nuklir.
Mantan presiden Amerika Serikat Donlad Trump menarik Washington dari perjanjian nuklir Iran pada 2018 dan kembali menjatuhkan sanksi berat kepada Teheran.
“Perundingan harus dimulai lagi,” kata Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian.
“Waktunya terbatas untuk mencapai kesepakatan.
Kita musti memanfaatkan pekan ini untuk memulai lagi pembicaraan ini.
Iran harus terima untuk kembali secepat mungkin dengan menunjuk utusannya untuk perundingan.” Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss akan bertemu dengan mitranya dari Iran Amir Abdollahian di New York pada Senin saat pejabat tingkat tinggi bertemu di sidang tahunan Majelis Umum PBB.
“Inggris, AS dan mitra internasional kami berkomitmen penuh terhadap perjanjian nuklir, namun setiap hari Iran terus menunda pembicaraan seraya meningkatkan program nuklir miliknya yang menandakan kecilnya ruang untuk diplomasi,” katanya melalui pernyataan.