Akhir pekan lalu AUDUSD melemah dari posisi tertingginya Rabu lalu di level 0.6774 hingga ke level terendahnya di level 0.6662 dan di tutup di akhir pekan di level 0.6678. Harga ini menurut Lowe, Gubernur Bank Sentral Australia (RBA) merupakan level terendah dalam beberapa tahun ini. Suku bunga yang di terapkan juga sangat rendah dan tetap di pertahankan karena lambatnya pertumbuhan ekonomi akibat musim kering, kebakaran hutan dan virus Corona. Hal inilah yang memaksa RBA memangkas pertumbuhan ekonomi (GDP) Juni 2020 dari 2.6% menjadi 1.9% dan perkiraan Desember 2020 di pangkas dari 2.8% menjadi 2.7%.
Berita dari AS yang memberitakan bahwa Presiden Trump akan memotong bantuan luar negerinya sebesar 21% dalam anggaran fiskal tahun 2021 untuk menahan ancaman kerawanan ekonomi global telah turun melemahkan ekonomi Australia dan mata uangnya.
Namun pagi ini, setelah rilis data CPI Cina menunjukkan bahwa inflasi di tingkat konsumen meningkat dari 4.5% menjadi 5.4%, di atas prediksnya 4.9%, AUDUSD mulai terlihat naik dari level 0.6678 ke level 0.6706. Hal ini mendongkrak nilai mata uang Australia karena ekonomi Cina yang terdampak virus Corona masih dapat menunjukkan optimisme dengan naiknya inflasi konsumen ini sehingga berpengaruh positif terhadap ekonomi Australia yang sangat tergantung ekonominya terhadap Cina karena banyaknya ekspor komoditi Australia ke Cina.
Secara teknikal, AUDUSD di prediksi masih dapat naik menuju resisten satu di level 0.6721 dengan koreksi turunnya sebatas level 0.6691 pada pivotnya.