JAVAFX – Naiknya harga emas disangsikan kembali pada perdagangan Kamis ini ditengah gelombang penguatan greenback yang terbantu makin menguat terhadap wacana kenaikan suku bunga the Fed dan beberapa bank sentral utama dunia serta jelang Fed minutes dini hari nanti.
Perwujudan penguatan harga emas ini lebih dipertanyakan lebih jauh hari ini disaat data awal tenaga kerja swasta AS melalui ADP Payroll dan data klaim pengangguran mingguan AS akan dirilis nanti malam, serta data nonfarm payroll atau NFP yang akan rilsi di akhir pekan ini.
Seperti kita lihat sebelumnya, emas sendiri nampak masih terbata-bata untuk bergerak naik dari beberapa hari perdagangan kebelakang karena masalah verbal intervensi pejabat-pejabat the Fed yang sangat menganggu keinginan beli investor dimana investor seakan trauma terhadap emas akan mendapatkan mimpi buruk bila suku bunga the Fed naik secara atraktif.
Beberapa hari lalu, para pejabat bank sentral diluar the Fed seperti dari Bank of Canada, Bank of England, Bank of Japan dan European Central Bank, yang kesemuanya mulai memikirkan mengurangi paket stimulusnya serta akan mengakhiri episode suku bunga rendah, sehingga emas sangat tidak menarik bagi investasi jangka pendek.
Pada perdagangan pasca liburnya pasar AS, emas sempat menguat tajam, namun dikala Fed minutes dipaparkan, emas seperti antiklimaks, sehingga harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $7,30 atau 0,60% di level $1226,50 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak September di Comex ditutup melemah $0,03 atau 0,26% di level $16,06 per troy ounce.
Fed minutes dini hari tadi dengan tegas menyatakan bahwa the Fed sangat optimis dengan target inflasi 2% akan tercapai paling tidak di 2019 nanti. Hal ini patut dimaklumi oleh segenap anggota rapat suku bunga kala itu, pergerakan harga minyak yang terus turun tentu menyulitkan bagi naiknya harga di tingkat konsumen selama ini.
Dalam paparannya juga the Fed menyatakan bahwa kondisi defisit neraca bank sentral akan segera membaik di September tahun ini sehingga Desember nanti suku bunga the Fed bisa kembali dinaikkan untuk ke tiga kalinya di tahun ini.
The Fed sejak 3 tahun lalu sudah menghentikan program quantitative easing atau pembelian kembali aset-asetnya yang telah dilakukan sejak 2009 lalu. Dengan penghentian stimulus maka berarti the Fed tidak belanja atau mencetak uang baru, sehingga dapat diharapkan pasar obligasi AS akan semarak kembali dan artinya suku bunga the Fed bisa perlahan-lahan dinaikkan lagi.
Minggu lalu, para pejabat the Fed selalu menyatakan bahwa kondisi suku bunga rendah sangat membahayakan bagi masa depan perekonomian AS. Pejabat-pejabat the Fed tersebut mengungkapkan situasi ini karena beberapa sektor ekonomi AS sudah menunjukkan akselerasi yang mengencang, sehingga lambat laun inflasi yang mereda akan kembali memuncak karena daya beli konsumen akan meninggi di beberapa bulan kedepan.
Selain itu ketatnya pasar tenaga kerja AS akan bisa kita lihat mulai hari ini, bila data ADP payroll membaik maka kemungkinan besar data NFP juga akan membaik pula. Kami melihat bahwa klaim pengangguran mingguan AS masih dibawah 250 ribu orang, dan bila ini terjadi nanti malam, maka emas cenderung akan negatif lagi.
Sumber berita: Reuters, Marketwatch, Investing
Sumber gambar: VOA News