JAVAFX – Harga emas mencatat kenaikan selama lima sesi perdagangan berturut-turut, ini merupakan kenaikan terpanjang sejak Januari. Dorongan kenaikan didapatkan dari kegagalan bursa saham AS saat berusaha menjatuhkan risk aversion yang dilakukan investor dengan lebih memilih emas.
Sepanjang minggu ini, harga emas mendapatkan sokongan kenaikan harga dari ketegangan yang lebih besar antara AS dan negara-negara lain dalam hal perdagangan. Sentimen lainnya adalah penurunan imbal hasil Obligasi AS yang tajam, berpeluang mendorong suku bunga AS dipertahankan rendah atau bahkan berpeluang dipangkas lebih lanjut.
Harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan Agustus di bursa Comex naik 80 sen, atau hampir 0,1%, menjadi menetap di $ 1,328.70 per ounce setelah menghabiskan banyak sesi berjuang untuk arah. Penyelesaian ini adalah yang tertinggi sejak 25 Februari. Dalam perdagangan berjangka, logam kuning telah membukukan kenaikan untuk lima sesi berturut-turut, kenaikan beruntun terpanjang sejak yang sama dengan sebelumnya di akhir 31 Januari.
Secara fundamental, kenaikan yang terjadi di bursa saham A.S. tidak membuat investor memalingkan investasinya ke aset yang beresiko ini. Pasar masih tetap gelisah dengan kemajuan dalam perang dagang AS dan sejumlah mitranya. Kondisi ini semakin diperkuat dengan data ekonomi AS terkini dimana data manufaktur A.S bulan Meiyang dirilis Senin mengungkapkan laju ekspansi paling lambat dalam 2 ½ tahun.
Pada hari Selasa, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menyarankan bahwa suku bunga dapat dipotong jika ketegangan perdagangan merusak prospek ekonomi. Powell juga mengatakan The Fed tidak tahu “bagaimana atau kapan” masalah perdagangan ini akan diselesaikan. Pernyataan ini juga menjadi sentimen fundamental yang membuat pasar cukup percaya diri dengan kenaikan harga.
Pasalnya, peluang pemangkasan suku bunga akan membuat Dolar AS melemah dan menjadi pijakan yang kuat bagi Emas untuk naik harganya. Indek Dolar AS memang berbalik dan berakhir hampir datar dalam perdagangan kali ini di level 97,135.
Pasar cukup reaktif dengan pernyataan Jerome Powell meski tidak konklusif, karena Dolar AS memang sempat menurut diawal perdagangan dan emas susah payah mempertahankan laju kenaikannya. Pandangan yang terbuka akan pemangkasan suku bunga di bulan Juni, mendorong dolar AS melemah meski pemangkasan tersebut sulit terealisasi. (WK)