Elon Musk mengatakan larangan Twitter terhadap mantan presiden Donald Trump setelah terjadinya penyerangan Gedung Capitol oleh para pendukungnya adalah “kesalahan besar” yang harus diperbaiki.
Namun kepala eksekutif Twitter itu menegaskan pada Jumat (25/11) hasutan untuk melakukan kekerasan akan tetap dilarang di Twitter.
“Saya baik-baik saja dengan Trump yang tidak mencuit.
Yang penting adalah Twitter memperbaiki kesalahan besarnya yang melarang akunnya, meskipun tidak ada pelanggaran hukum atau ketentuan layanan,” cuit Musk.
“Mencabut platform Presiden yang sedang sedang menjabat merusak kepercayaan publik di Twitter untuk separuh Amerika.” Pekan lalu, Musk mengumumkan pengaktifan kembali akun Trump setelah jajak pendapat Twitter yang mendukung pemulihan akun Trump menang tipis.
Namun, Trump menegaskan dia tidak tertarik untuk kembali ke Twitter, dan akan tetap menggunakan situs media sosialnya sendiri, Truth Social, aplikasi yang dikembangkan oleh Trump Media & Technology Group.
Trump dari Partai Republik, yang 10 hari lalu mengumumkan dia mencalonkan diri lagi pada Pemilihan Presiden 2024, dilarang menggunakan platform tersebut pada 8 Januari 2021.
Pada saat itu, Twitter mengatakan telah menangguhkannya secara permanen karena adanya risiko hasutan kekerasan lebih lanjut setelah penyerbuan Capitol.
Hasil pemilihan presiden November 2020 yang dimenangkan oleh Joe Biden dari Demokrat disahkan oleh anggota parlemen ketika Capitol diserang, setelah Trump berminggu-minggu mengklaim dia telah menang