Momentum Bearish Bagi Emas Memudar, Harga Siap Rebound

0
96

Perdagangan emas pada pertengahan minggu ini mengalami penurunan setidaknya sebesar 1%. Namun demikian, turunnya harga masih tertahan diatas $1800 per troy ons yang merupakan support psikologis yang penting. Dalam jangka pendek, perdagangan emas masih akan cukup menantang. Lonjakan yield Obligasi dan Dolar AS akan menjadi hambatan utama bagi emas dalam menjangkau harga yang lebih tinggi. Sementara penurunan harga, cukup tertahan dalam kisaran pendek.

Harga krusial selanjutnya adalah di $1850 per troy ons. Jika menembus kebawah, harga emas nampaknya masih harus tertatih menujuk ke $1800 per troy ons. Peluang penurunan memang terbuka dengan rencana pengetatan kebijakan moneter yang agresif, kenaikan yield dan dolar AS.

Disisi lain, ada kekhawatiran pasar yang bisa menjadi pengungkit kenaikan harga, dipicu oleh kekhawatiran bahwa Federal Reserve tidak akan mampu mengendalikan inflasi, yang mengarah ke kenaikan agresif dan pembicaraan tentang resesi. Diyakini bahwa dengan rencana kenaikan suku bunga sebesar setengah poin pada bulan Juni dan Juli, dimana suku bunga Fed bisa naik menjadi 3,75% pada pertengahan tahun 2023, dianggap belum cukup mengatasi tekanan inflasi.

Melihat bahwa selisih antara suku bunga dan angka CPI secara luas, menunjukkan bahwa The Fed sedang berjuang untuk menahan inflasi. Kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global, didorong oleh inflasi yang berkelanjutan dan risiko geopolitik yang meningkat, akan melindungi harga emas untuk bertahan diatas harga $1.850 per tropy ons, dengan potensi kenaikan hingga ke $1.950 per troy ons.

Sementara itu, potensi kenaikan jauh lebih menjadi fleksibel, dimana harga setidaknya terlihat mencapai $2.050 per ounce setelah menembus $1.930. Pada saat penulisan, emas di bursa berjangka Comex untuk kontrak bulan Juni diperdagangkan pada $1.837.20, atau turun 1,15% hari ini.

Secara teknis, terlihat formasi grafik berbentuk wedge jatuh dari grafik mulai awal Maret, yang menunjukkan momentum bearish memudar. Harga telah mencapai batas bawah di $1,830/oz, dan diperkirakan perdagangan selanjutnya adalah di kisaran $1,850–1,930 dalam beberapa hari ke depan. Terobosan meyakinkan di atas $1,930 per troy ons akan mengkonfirmasi pergerakan bullish. Setelah tertembus, harga bisa menyentuh tertinggi sebelumnya di $2,000 per troy ons dan $2,050 per troy ons.”

Risiko ekonomi dan geopolitik terus menguntungkan emas dalam bentuk aliran uang safe-haven ke logam mulia. Ketidakpastian yang dihadapi ekonomi kawasan euro sangat kuat, mengingat kenaikan biaya energi dan pasokan gas yang tidak pasti, ditambah percepatan inflasi yang cepat. Selanjutnya, koreksi di pasar ekuitas di tengah latar belakang ekonomi yang tidak pasti akan menguntungkan status emas sebagai diversifikasi risiko.

Di sisi geopolitik, emas akan mendapat dorongan dari potensi larangan UE atas impor minyak Rusia dan lebih banyak bank sentral memilih alokasi yang lebih signifikan untuk emas sebagai bagian dari cadangan resmi mereka.

Larangan Uni Eropa atas impor minyak dan gas dari Rusia dapat memicu proteksionisme, yang selanjutnya mengganggu rantai pasokan komoditas. Jadi risiko yang sedang berlangsung kemungkinan akan mendukung daya tarik emas sebagai aset safe-haven.

Bank sentral cenderung mendiversifikasi cadangan mata uang asing mereka selama krisis, meningkatkan pembelian emas mereka. De-dolarisasi (bergerak menjauh dari dolar AS) telah mendorong pembelian bank sentral dalam beberapa tahun terakhir, dengan China dan Rusia membeli lebih banyak emas. Rusia memiliki 21% cadangan emasnya. Sanksi lebih lanjut dapat memicu lebih banyak pembelian emas oleh bank sentral.”