JAVAFX – Berita komoditas pada hari Senin(31/7/2017),
Minyak WTI bergerak menuju $50/barel pada perdagangan awal pekan sore ini terbantu dengan sanksi minyak AS terhadap Venezuela dan makin turunnya produksi minyak AS dalam 2 bulan terakhir.
Secara pada hari ini, harga minyak naik sekitar 10% sejak pekan lalu didukung oleh beberapa kegiatan seperti pasca meeting JMMC di Rusia awal pekan ini dan turunnya persediaan minyak pemerintah AS selama 4 minggu berturut-turut.
Sepanjang perdagangan tahun ini, harga minyak dunia sebetulnya masih menurun kurang dari 4% sejak awal tahun.
Hal ini disebabkan adanya persaingan diantara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut kami kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC untuk mengevaluasi kembali komitmen pemangkasan produksi minyak pada pertemuan 30 November mendatang.
Minggu lalu, Energy Information Administration melaporkan bahwa persediaan minyak pemerintah AS masih mengalami penurunan kembali, sehingga meninggalkan jejak penurunan selama 4 minggu terakhir secara beruntun.
EIA menyatakan bahwa stok minyak turun 7,2 juta barel, persediaan bahan bakar juga turun 1,9 juta barel dan minyak destilasi persediaannya turun 453 ribu barel.
EIA juga mencatat bahwa produksi minyak AS sedikit menurun 19 ribu barel perhari menjadi total 9,41 juta barel perhari atau sekitar 2% atau setelah naik 10% sejak pertengahan tahun lalu.
Sedangkan pengaktifan rig AS sepanjang bulan ini hanya bertambah 10 buah saja, angka terkecil sejak Mei 2016 lalu.
Kecilnya persediaan dan produksi AS ini disebabkan peningkatan ekspor minyak suling atau minyak bahan bakar AS ke beberapa negara Amerika Latin, Eropa dan kawasan Asia, seperti Jepang, Korea dan China.
China sendiri mengalami kenaikan rata-rata 300 ribu barel perhari. Bahkan Eropa sendiri mengandalkan minyak avtur dan minyak diesel dari AS.
Faktor aksi beli lanjutan ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak September di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara bergerak menguat $0,21 atau 0,42% di level $49,92 per barel.
Sedangkan minyak jenis Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,29 atau 0,55% di harga $52,81 per barel.
Sebelumnya perdagangan minyak meroket didukung dari hasil pertemuan para menteri anggota OPEC dan non-OPEC yang ikut serta dalam komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari di St Petersburg Rusia.
Pertemuan JMMC menghasilkan hal yang positif seperti pihak Arab Saudi yang bersedia mengurangi ekspor minyaknya menjadi 6,6 juta barel perhari atau lebih rendah 1 juta barel perhari mulai pengiriman bulan Agustus nanti.
Sedangkan Nigeria juga telah bersedia untuk membatasi produksi minyaknya tidak lebih dari 1,8 juta barel perhari dan Libya pun juga ikut membatasi produksinya bila kapasitas 1,6 juta barel perhari sudah tercapai dan dapat bertahan selama 90 hari.
Selain itu, kondisi produksi Venezuela sebesar 2 juta barel perhari nampaknya akan terganggu setelah terjadinya mogok nasional selama 2 hari menuntut presiden Nicola Meduro untuk mundur dan segera melakukan pemilu lagi.
Pihak AS sendiri telah menunda membayarkan milyaran dolar untuk impor minyaknya dari Venezuela karena hasil Pemilu lalu yang terkesan tidak serius
Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: The Indian Express