JAVAFX – Minyak turun hampir 4% pada perdagangan semalam setelah IEA memperingatkan dunia bahwa minyak akan kelebihan pasokan hingga tahun depan serta diiringi dengan masih tingginya stok bensin AS minggu lalu.
Harga minyak tetap diperdagangkan negatif sehari sebelumnya, setelah Energy Information Administration menyatakan bahwa persediaan minyak pemerintah AS mengalami penurunan yaitu sebesar 1,66 juta barel di akhir pekan lalu. Tetapi EIA juga menyatakan bahwa persediaan bensin atau BBM pekan lalu masih cukup tinggi yaitu sekitar 2,1 juta barel dan persediaan minyak destilasi atau minyak suling naik 300 ribu barel.
Tingginya persediaan BBM ini disebabkan penjualan bensin konsumen AS telah mengalami penurunan dalam 4 minggu secara berturut-turut karena musim berkendara atau libur panjang sudah tidak ada. Perdagangan semalam juga mencatat bahwa harga minyak sedang berada di level terendah sejak 7 bulan lalu.
Sejauh ini, perseteruan abadi antara produksi minyak AS dengan pemangkasan produksi minyak OPEC, yang menurut pasar bahwa kondisi ini bisa berlanjut hingga OPEC dan 10 negara produsen minyak non-OPEC melakukan evaluasi dan penilaian kembali terhadap keefektifan komitmen pemangkasan produksi minyak OPEC pada pertemuan di 30 November nanti.
Minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juli di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex semalam ditutup melemah $0,13 atau 0,29% di level $45,95 per barel. Sedang minyak jenis Brent kontrak Agustus di ICE Futures London ditutup melemah $0,10 atau 0,21% di harga $48,25 per barel.
Dalam laporan bulanannya, International Energy Agency menyatakan bahwa produksi minyak OPEC yang dipangkas tetap akan diimbangi oleh peningkatan produksi minyak AS, sehingga IEA memberi peringatan bahwa harga minyak akan tetap rendah hingga tahun depan karena dunia masih kelebihan pasokan.
Sebelumnya, American Petroleum Institute atau API menyatakan bahwa persediaan minyak pemerintah AS mengalami kenaikan sebesar 2,753 juta barel di akhir pekan lalu.
Sebetulnya minyak masih susah untuk bangkit kembali setelah OPEC dalam laporan bulanannya menyatakan bahwa produksi minyak semua anggotanya di bulan lalu mengalami kenaikan 336 ribu barel perhari menjadi 32,14 juta barel perhari, dimana terjadi peningkatan produksi dari Libya, Nigeria dan Iraq.
Ketiga negara tersebut tidak ikut serta dalam komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari. OPEC juga menyatakan bahwa titik keseimbangan antara permintaan dengan penawaran minyak dunia berjalan sangat lamban dimana persediaan minyak dari negara-negara industri terus mengalami penurunannya dan ini akan berlangsung hingga akhir tahun ini, namun sayangya produksi minyak AS terus dipompa untuk meningkatkan produksi.
Seperti kita ketahui bahwa akhir bulan lalu bertempat di Wina, OPEC beserta 11 negara produsen minyak non-OPEC setuju untuk memperpanjang komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta barel perhari hingga akhir kuartal pertama 2018.
Menyusul dilanjutkannya komitmen tersebut, OPEC dalam laporan bulanannya juga menyatakan bahwa pihaknya telah memangkas pertumbuhan pasokan minyak diluar anggotanya menjadi 840 ribu barel perhari dari 950 ribu barel perhari. OPEC juga memperkirakan pertumbuhan produksi AS di tahun ini akan meningkat sekitar 800 ribu barel perhari.
Meski Arab Saudi menyatakan akan mengurangi ekspor minyaknya ke Asia sebesar 300 ribu barel perhari atau lebih besar dibanding bulan Juni, sedangkan ekspor ke AS akan dikurangi oleh Arab Saudi sebesar 35% di Juli, namun harga minyak masih akan kelebihan pasokan antara 2 hingga 3 juta barel perhari, demikian ungkap Citi.
Sumber berita: Bloomberg, Investing, MarketWatch, Reuters
Sumber gambar: XpatNation