Minyak turun di Asia setelah stok AS meningkat secara mengejutkan

0
64
Taken with sony a7 II

Harga minyak tergelincir di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, setelah data industri menunjukkan peningkatan yang mengejutkan dalam stok minyak mentah AS, sementara investor menunggu data inflasi AS untuk April yang dapat memberikan arahan bagi keputusan suku bunga Federal Reserve berikutnya.

Minyak mentah berjangka Brent turun 16 sen menjadi diperdagangkan di 77,28 dolar AS per barel pada pukul 00.08 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 20 sen menjadi diperdagangkan di 73,51 dolar AS per barel, memangkas keuntungan sesi sebelumnya.

Dalam kemungkinan tanda melemahnya permintaan, persediaan minyak mentah AS naik sekitar 3,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 5 Mei, sementara stok bensin naik 399.000 barel, American Petroleum Institute (API) melaporkan pada Selasa (9/5/2023) menurut sumber pasar.

Data menentang ekspektasi dari delapan analis yang disurvei oleh Reuters untuk penarikan 900.000 barel dalam persediaan minyak mentah dan penurunan stok bensin 1,2 juta barel.

Data pemerintah AS tentang persediaan minyak akan dirilis pada Rabu waktu setempat.

Pada saat yang sama, pasar sedang menunggu angka indeks harga konsumen (IHK) AS untuk April yang akan dirilis pada Rabu.

Presiden Fed New York John Williams mengatakan inflasi masih terlalu tinggi dan bank sentral akan menaikkan suku lagi jika perlu, meskipun bank sentral AS menghapus pedoman tentang perlunya kenaikan di masa depan.

Di Alberta, provinsi penghasil minyak utama Kanada, kebakaran hutan mereda pada Selasa (9/5/2023) berkat cuaca yang lebih dingin.

Kebakaran hutan memaksa produsen minyak dan gas untuk menutup setidaknya 319.000 barel setara minyak per hari atau 3,7 persen dari produksi negara tersebut.

Pasar juga memantau komentar Presiden AS Joe Biden dan anggota parlemen tertinggi dari Partai Republik tentang peningkatan plafon utang AS sebesar 31,4 triliun dolar AS, karena khawatir akan gagal bayar yang belum pernah terjadi sebelumnya jika Kongres tidak bertindak dalam tiga minggu.