Harga minyak melemah di awal perdagangan di Asia pada Rabu, setelah data industri menunjukkan persediaan minyak mentah AS secara tak terduga naik pekan lalu, menandakan potensi tersendatnya permintaan.
Minyak mentah berjangka Brent turun tipis 6 sen, menjadi diperdagangkan di 96,25 dolar AS per barel pada pukul 00.02 GMT.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 16 sen menjadi diperdagangkan di 90,34 dolar AS per barel.
Dikutip dari Reuters, stok minyak mentah AS naik sekitar 2,2 juta barel untuk pekan yang berakhir 5 Agustus, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API).
Para analis telah memperkirakan penurunan 400.000 barel dalam persediaan minyak mentah.
Data resmi pemerintah akan dirilis pada Rabu waktu setempat.
Pada Selasa (9/8/2022), harga minyak menetap sedikit lebih rendah setelah sesi perdagangan berombak yang melihat investor mempertimbangkan kekhawatiran resesi dengan berita bahwa beberapa ekspor minyak telah ditangguhkan pada pipa Druzhba Rusia-ke-Eropa yang transit di Ukraina.
Ukraina menghentikan aliran minyak di pipa minyak Druzhba ke beberapa bagian Eropa tengah karena sanksi Barat telah mencegah pembayaran dari Moskow untuk biaya transit.
Aliran di sepanjang rute selatan pipa Druzhba telah terpengaruh sementara rute utara yang melayani Polandia dan Jerman tidak terganggu.
Perusahaan pipa Republik Ceko MERO mengatakan pihaknya memperkirakan pasokan minyak Rusia melalui pipa Druzhba ke Republik Ceko akan dimulai kembali dalam beberapa hari.
Meskipun kekhawatiran atas potensi resesi global telah membebani minyak berjangka baru-baru ini, penyulingan minyak dan operator pipa AS memperkirakan konsumsi energi akan kuat untuk paruh kedua tahun ini.