Minyak turun di Asia, investor kaji permintaan China dan suku bunga

0
62
[url=http://www.istockphoto.com/search/lightbox/18181579] [IMG]http://s1.zrzut.pl/Ag1lkAv.jpg[/IMG] [/url]

Harga minyak tergelincir di awal perdagangan Asia pada Selasa, memangkas keuntungan sesi sebelumnya, karena investor mempertimbangkan perjalanan liburan yang kuat di China yang dapat meningkatkan permintaan bahan bakar dengan prospek kenaikan suku bunga di tempat lain yang memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 7 sen menjadi diperdagangkan di 82,66 dolar AS per barel pada pukul 00.13 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun tipis 6 sen menjadi diperdagangkan di 78,70 dolar AS per barel.

Minyak berjangka naik lebih dari satu persen pada Senin (24/4/2023) di tengah optimisme bahwa perjalanan liburan di China akan meningkatkan permintaan importir minyak terbesar dunia itu.

Pemesanan di China untuk perjalanan ke luar negeri selama liburan May Day mendatang menunjukkan pemulihan berkelanjutan dalam perjalanan ke negara-negara Asia.

Namun, jumlahnya tetap jauh dari tingkat pra-COVID-19 dengan harga tiket pesawat jarak jauh melonjak dan tidak tersedia cukup penerbangan.

Namun, investor tetap mewaspadai bank sentral di Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa yang berpotensi menaikkan suku bunga untuk mengekang inflasi, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan energi.

Federal Reserve AS, Bank Sentral Inggris dan Bank Sentral Eropa diperkirakan akan menaikkan suku bunga ketika mereka bertemu di minggu pertama bulan depan.

Investor pada Selasa menunggu data industri tentang stok minyak AS.

Para analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun sekitar 1,7 juta barel dalam seminggu hingga 21 April.

Data pemerintah AS tentang persediaan minyak akan dirilis pada Rabu (26/4/2023).