Minyak Terus Merugi Dihantui Covid-19

0
87

JAVAFX – Minyak mentah berjangka menurun dari posisi tertinggi pada perdagangan hari Jumat (21/2), karena meningkatnya kekhawatiran atas dampak penyebaran virus corona yang terus membayangi China dalam melakukan stimulus sehingga meredam permintaan.

Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 68 sen menjadi $53,10 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga bulan depan naik 1,9% untuk minggu ini.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman di bulan April turun 98 sen, atau 1,7%, menjadi $58,18 di ICE (NYSE: ICE) Futures Europe exchange. Dan harga naik 1,8% minggu ini.

Minyak berjangka di New York turun 1,6%, namun tetap sekitar 2% lebih tinggi minggu ini setelah China, Korea Selatan dan Singapura mulai meluncurkan langkah-langkah untuk melindungi pertumbuhan ekonomi saat virus menyerang pada sektor bisnis dan perjalanan.

Minyak telah menguat sejak awal pekan lalu karena Cina telah mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan perdagangan luar negeri dan mengurangi biaya pinjaman, sementara Singapura telah menjanjikan $4,6 miliar dalam bentuk dukungan khusus untuk ekonomi.

Harga-harga juga baru-baru ini didukung oleh ancaman untuk memasok, terutama sanksi Amerika terhadap unit PJSC Rosneft yang dapat menghambat aliran dari Venezuela, dan meningkatnya kekerasan di Libya.

Peningkatan stok minyak mentah AS yang lebih kecil dari perkiraan juga memberikan gambaran positif untuk gambaran pasokan global. Persediaan meningkat 415.000 barel pekan lalu, jauh di bawah perkiraan kenaikan 3,2 juta barel oleh analis yang disurvei oleh Bloomberg, sementara persediaan turun di pusat penyimpanan Cushing.

Pada hari Jumat (21/2) pagi, pemerintah China mengumumkan korban meninggal akibat terinfeksi cirus corona di provinsi Hubei kini mencapai 2.244 orang. Pihak berwenang terus meningkatkan penanganan dengan melakukan pencegahan penyebaran wabah virus tersebut yang terus menelan korbannya.

Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan angka-angka kasus kematian terbaru sekitar 115 jiwa dengan jumlah total kasus di Tiongkok menjadi lebih dari 75.000 dengan 2.233 kematian di China daratan, 11 lainnya di tujuh negara yakni Korea Selatan, Iran, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Filipina dan Prancis. Ada 411 kasus baru di provinsi itu dengan 319 orang di Wuhan dan sisanya tersebar di beberapa kota lain.

China mengatakan bahwa mereka kembali mengubah metode penghitungan pasien dengan hanya akan memasukkan didiagnosis lewat tes laboratorium.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan bahwa pasien di Hubei yang telah didiagnosis melalui metode klinis termasuk pemerikasaan paru-paru akan ditambahkan ke hitungan selain yang dikonfirmasi oleh tes laboratorium. Dari itu semua kita dapat menghitung jumlah lonjakan kasus yang terinfeksi virus tersebut.

Ketegangan di Libya yang telah menyebabkan penutupan pelabuhan dan ladang minyak negara itu tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir, sementara sanksi AS terhadap anak perusahaan utama minyak negara Rusia yakni Rosneft untuk memotong pasar minyak mentah Venezuela telah membantu menghidupkan kembali kekhawatiran pasokan minyak global.

Pemimpin Libya yang diakui secara internasional Fayez al-Serraj memupus harapan untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian pada Rabu setelah Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar menembaki pelabuhan ibukota, yang dikuasai oleh pemerintah al-Serraj.

Konflik yang berlangsung ini telah memangkas ekspor minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph), sementara kerugian dari blokade minyak telah melampaui nilai $1,6 miliar.