JAVAFX – Minyak mentah berjangka pada perdagangan hari Kamis (20/2) terpantau rebound, memperpanjang kenaikan pada sehari sebelumnya ditengah kekhawatiran pasar terhadap gangguan pasokan minyak mentah dan permintaan yang berkurang pasca penurunan dalam jumlah besar karena virus corona di China.
Ketegangan di Libya yang telah menyebabkan penutupan pelabuhan dan ladang minyak negara itu tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir, sementara sanksi AS terhadap anak perusahaan utama minyak negara Rusia yakni Rosneft untuk memotong pasar minyak mentah Venezuela telah membantu menghidupkan kembali kekhawatiran pasokan minyak global.
Minyak mentah berjangka Minyak mentah berjangka Brent naik 45 sen, atau 0,8%, menjadi $59,57 per barel pada pukul 02.08 GMT. Setelah melonjak 2,4% pada sesi sebelumnya.
Minyak mentah West Texas Intermediate (Minyak Mentah WTI Berjangka) AS naik 49 sen, atau 0,9%, di $53,78 per barel. Minyak mentah AS ini juga ditutup naik 2,4% pada sesi sebelumnya.
Pemimpin Libya yang diakui secara internasional Fayez al-Serraj memupus harapan untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian pada Rabu setelah Tentara Nasional Libya (LNA) Khalifa Haftar menembaki pelabuhan ibukota, yang dikuasai oleh pemerintah al-Serraj.
Konflik yang berlangsung ini telah memangkas ekspor minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph), sementara kerugian dari blokade minyak telah melampaui nilai $1,6 miliar.
Pemerintah China mengumumkan pada hari Rabu (19/2) pagi bahwa korban meninggal akibat terinfeksi virus corona di Provinsi Hubei terus bertambah, kali ini korbannya melewati 2.000 jiwa meskipun jumlah kasus baru turun dalam dua hari berturut-turut karena pihak berwenang melakukan penanganan dengan mencegah penyebaran wabah virus tersebut yang kembali menelan korbannya.
Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan angka-angka terbaru membawa jumlah total kasus di Tiongkok menjadi lebih dari 74.000 dengan 2.004 kematian, tiga perempat di antaranya terjadi di ibukota provinsi Hubei, Wuhan. Kota berpenduduk 11 juta orang, tempat virus pertama kali muncul tahun lalu saat ini berada di bawah penguncian untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Dengan 1.749 kasus infeksi virus baru yang dikonfirmasi, kenaikan harian terendah sejak 29Januari. Sementara provinsi Hubei, pusat wabah juga melaporkan jumlah infeksi baru terendah sejak 11 Februari.