JAVAFX – Pada perdagangan di bursa komoditi harga minyak mentah berjangka terpantau menurun pada Kamis (5/12) pagi menjelang pertemuan OPEC, setelah pada sesi sebelumnya mengalami kenaikan dan penurunan tajam dalam persediaan minyak mentah serta ekspetasi penurunan produksi lebih lanjut.
Minyak mentah berjangka Brent turun 10 sen atau 0,2%, dilevel $62,90 per barel, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 22 sen atau 0,4% dilevel $58,21 per barel.
Harga minyak mentah kembali mendasar seminggu lalu, yang sebelumnya sempat mengalami penurunan ditengah isu perang tariff perdagangan antara Amerika Serikat – China sehingga mempersulit perekonomian global dan permintaan akan minyak.
Perhatian investor telah beralih ke pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang akan dimulai pada hari Kamis dan kemungkinan pemangkasan produksi lebih lanjut. Kelompok yang disebut OPEC + telah membatasi produksi sejak 2017 untuk melawan peningkatan produksi dari Amerika Serikat, yang sekarang merupakan produsen minyak terbesar di dunia.
OPEC bertujuan untuk mendorong pengurangan produksi yang lebih dalam tetapi membutuhkan persetujuan Rusia dan produsen minyak lainnya untuk menghindari kelebihan pasokan tahun depan, setelah pertumbuhan permintaan melambat pada tahun 2019.
” Anggota OPEC bertemu di Wina pada hari Kamis dan kemudian bergabung dengan Rusia dan anggota lain dari kelompok yang lebih luas. OPEC + telah menahan sekitar 1,2 juta barel produksi per hari. Hasil yang paling mungkin dari pertemuan OPEC + pada minggu ini adalah kesepakatan untuk mengurangi produksi sebanyak 300.000-400.000 barel per hari (bpd), dikondisikan pada kepatuhan yang lebih besar oleh negara-negara yang gagal menghormati komitmen mereka,” kata Eurasia Group dalam sebuah catatan.
Harga minyak melonjak pada hari Rabu setelah persediaan minyak mentah AS turun jauh lebih dari yang diharapkan, menurut angka resmi. Stok minyak mentah turun 4,9 juta barel pekan lalu, Administrasi Informasi Energi mengatakan pada hari Rabu, dibandingkan dengan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters tentang penurunan 1,9 juta barel.
Namun, stok bensin dan sulingan melonjak dengan jumlah yang sama dengan penurunan minyak mentah, dengan kilang berjalan meningkat menjelang penimbunan musim dingin. Stok bensin naik 3,4 juta barel, dua kali lipat ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters. Persediaan destilasi melonjak hampir tiga kali lipat dari ekspektasi, naik 3,4 juta barel.