Minyak tergelincir ke terendah 6 bulan terseret kekhawatiran resesi

0
67
Engineering is use notebook check and standing in front of oil refinery building structure in heavy petrochemical industry

Harga minyak jatuh ke level terendah enam bulan di sesi Eropa pada Rabu pagi, setelah jeda singkat karena kekhawatiran tentang prospek resesi global yang akan melemahkan permintaan membayangi laporan yang menunjukkan stok minyak mentah dan bensin AS lebih rendah.

Minyak mentah Brent turun 44 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 91,90 dolar AS per barel pada pukul 08.15 GMT dan sebelumnya turun ke 91,64 dolar AS, level terendah sejak Februari.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 9 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 86,44 dolar AS per barel.

Data pada Rabu tidak banyak memperbaiki latar belakang ekonomi, menunjukkan inflasi harga konsumen Inggris melonjak menjadi 10,1 persen pada Juli, tertinggi sejak Februari 1982, mengintensifkan tekanan pada rumah tangga.

“Pasar minyak sedang berjuang untuk menghilangkan ketakutan resesi, dan ada sedikit yang menunjukkan bahwa ini akan berubah dalam waktu dekat,” kata Stephen Brennock dari broker minyak PVM.

Sebelumnya, harga mendapat dukungan dari laporan yang menunjukkan stok minyak mentah dan bahan bakar AS lebih rendah.

Stok minyak mentah turun sekitar 448.000 barel dan bensin sekitar 4,5 juta barel, kata sumber yang mengutip angka American Petroleum Institute (API), Selasa (16/8/2022).

Data persediaan resmi dari Badan Informasi Energi AS (EIA) akan keluar pada pukul 14.30 GMT.

Minyak telah melonjak pada 2022, mendekati level tertinggi sepanjang masa di 147 dolar AS pada Maret setelah invasi Rusia ke Ukraina memperburuk kekhawatiran pasokan.

Harga telah jatuh sejak kekhawatiran itu disingkirkan oleh prospek resesi.

“Ada risiko penurunan yang meningkat sebagai akibat dari prospek pertumbuhan dan ketidakpastian yang sedang berlangsung seputar pembatasan COVID China,” kata Craig Erlam dari broker OANDA.

Di sisi pasokan minyak, pasar sedang menunggu perkembangan dari pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia, yang pada akhirnya dapat mengarah pada peningkatan ekspor minyak Iran jika kesepakatan tercapai.

Uni Eropa dan Amerika Serikat mengatakan pada Selasa (16/8/2022) bahwa mereka sedang mempelajari tanggapan Iran terhadap apa yang disebut Uni Eropa sebagai proposal “final” untuk menyelamatkan kesepakatan.