JAVAFX – Pada perdagangan di bursa komoditi hari Senin (13/4) pagi, harga minyak mentah berjangka terpantau melemah karena pertemuan OPEC dan sekutunya yang membahas pemangkasan produksi gagal memberikan kepercayaan kepada investor tentang optimisme jangka panjang pada prospek ekonomi.
Minyak mentah berjangka AS (CLc1) turun 0,4% dan berada di level $22,67 per barel, Minyak mentah Brent futures (LCOc1) turun 0,67% pada $31,27 per barel, setelah naik menjadi $ 33,99.
Sekelompok negara penghasil minyak yang dikenal sebagai OPEC+, yang termasuk Rusia, mengatakan telah sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) untuk Mei-Juni, setelah empat hari perundingan maraton.
Namun, mengenai pemangkasan produksi kurang dari yang diperkirakan para pelaku pasar dan pandemic telah merusak pertumbuhan ekonomi global.
Seperti yang dikutip dari laman Reuters, OPEC+ mengatakan dalam draft pernyataan, pihaknya memperkirakan total pemotongan minyak global berjumlah lebih dari 20 juta barel per hari, atau 20% dari pasokan global, efektif 1 Mei.
Itu termasuk kontribusi dari non-anggota, pemotongan sukarela yang lebih curam oleh beberapa anggota OPEC+ dan pembelian strategis oleh konsumen terbesar di dunia.
Namun, itu tidak sepenuhnya mengimbangi penurunan 30 juta barel per hari dalam konsumsi bahan bakar di seluruh dunia yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
Dalam jangka pendek, minyak mentah WTI dapat bertahan di atas $20 setelah kesepakatan tetapi itu bisa jatuh di bawah level itu kecuali semua negara menindaklanjuti kata-kata mereka dengan tindakan pemangkasan produksi.
Juga dalam fokus minggu ini, perusahaan-perusahaan AS mengumumkan pendapatan mereka, mulai dari bank-bank besar, dan China akan merilis data perdagangannya pada hari Selasa dan mengawasi data produk domestik bruto pada hari Jumat.