Minyak stabil di awal Asia di tengah data China lemah, pasokan ketat

0
160
Oil rig and support vessel on offshore area. Blue sky background

Harga minyak bertahan stabil di awal perdagangan Asia pada Rabu, setelah penurunan sekitar satu persen di sesi sebelumnya, karena pasar mempertimbangkan data ekonomi yang lemah dari China, importir minyak terbesar dunia, terhadap pengetatan pasokan minyak mentah AS.

Minyak mentah berjangka Brent naik tipis 3 sen menjadi diperdagangkan di 84,92 dolar AS per barel pada pukul 00.01 GMT.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS terkerek 5 sen menjadi diperdagangkan di 81,04 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan minyak telah melemah ke level terendah sejak 8 Agustus pada Selasa (15/8/2023).

Mendukung harga di awal perdagangan, stok minyak mentah AS turun sekitar 6,2 juta barel pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API).

Itu adalah penarikan yang jauh lebih besar dari perkiraan penurunan 2,3 juta oleh para analis yang disurvei oleh Reuters.

Data pemerintah AS tentang persediaan akan dirilis pada Rabu waktu setempat.

Membebani pasar, data aktivitas ekonomi China untuk Juli dirilis pada Selasa (15/8/2023), termasuk penjualan ritel, hasil industri dan investasi, gagal memenuhi ekspektasi, memicu kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan yang lebih dalam dan bertahan lebih lama.

Beijing memangkas suku bunga kebijakan utama untuk menopang aktivitas, tetapi para analis mengatakan lebih banyak dukungan diperlukan untuk merevitalisasi pertumbuhan.

Data aktivitas Juli telah mendorong beberapa ekonom untuk menandai risiko bahwa China, importir minyak terbesar dunia, mungkin kesulitan untuk memenuhi target pertumbuhannya sekitar 5,0 persen tahun ini tanpa stimulus fiskal lebih lanjut.

Sementara itu, data penjualan ritel yang lebih kuat dari perkiraan di Amerika Serikat, konsumen minyak utama dunia, memicu kekhawatiran bahwa suku bunga bisa tetap lebih tinggi lebih lama.

Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari pada Selasa (15/8/2023) mengatakan bahwa sementara bank sentral AS telah membuat beberapa kemajuan dalam melawan inflasi, suku bunga mungkin masih perlu naik lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan.

Biaya pinjaman yang tinggi untuk bisnis dan konsumen dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Sebuah laporan bahwa lembaga pemeringkat Fitch dapat menurunkan peringkat beberapa bank juga menekan pasar.

Pemotongan pasokan oleh Arab Saudi dan Rusia, bagian dari grup OPEC+ yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, telah mendorong harga minyak selama tujuh minggu terakhir.