Minyak berjangka memperpanjang reli di sesi Asia pada Selasa sore, karena Amerika Serikat dan Eropa merencanakan sanksi baru untuk menghukum Moskow atas dugaan kejahatan perang oleh pasukan Rusia di Ukraina, meningkatkan kekhawatiran pasokan global yang lebih ketat, sementara pembicaraan nuklir Iran terhenti.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 1,87 dolar AS atau 1,7 persen menjadi diperdagangkan di 109,40 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,83 dolar AS atau 1,8 persen menjadi diperdagangkan di 105,11 dolar AS per barel pada pukul 06.15 GMT.
Kedua kontrak sempat melonjak lebih dari dua dolar AS per barel di awal perdagangan Asia setelah menteri industri Jepang Koichi Hagiuda mengatakan Badan Energi Internasional (IEA) masih menyusun rincian untuk putaran kedua yang direncanakan dari pelepasan minyak terkoordinasi.
Minyak mentah berjangka global telah naik lebih dari tiga persen pada Senin (4/4/2022) di tengah ancaman sanksi lebih lanjut terhadap Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina dan menyusul jeda di Wina dalam pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran.
Kesepakatan bisa menempatkan lebih banyak barel Iran ke pasar.
Iran menyalahkan Amerika Serikat karena menghentikan pembicaraan.
Ada harapan yang meningkat bahwa Eropa akhirnya akan mengambil tindakan untuk mengurangi transaksi dengan sektor energi Rusia, lebih lanjut menekan pasokan, analis senior OANDA Jeffrey Halley mengatakan dalam sebuah catatan.
Tina Teng, seorang analis pasar di CMC Markets APAC & Canada, memperkirakan harga minyak akan didukung oleh ketegangan geopolitik dalam beberapa hari mendatang meskipun ada upaya oleh AS dan sekutunya untuk meningkatkan pasokan.
“Dalam jangka panjang, harga minyak dapat melanjutkan momentum kenaikan karena kekurangan pasokan dan permintaan lindung nilai untuk melawan inflasi yang tinggi,” katanya.
Konsultan Wood Mackenzie pada Senin (4/4/2022) memperkirakan anggota Uni Eropa dan ekonomi maju termasuk Jepang dan Korea Selatan dapat “menukar” sekitar 650.000 barel per hari minyak mentah Rusia dengan kadar dan volume yang sama.
Ini terutama akan datang dari volume Timur Tengah yang biasanya dibeli oleh China dan India.
Langkah ini kemungkinan akan meningkatkan permintaan minyak Timur Tengah dengan eksportir utama Arab Saudi menetapkan rekor harga untuk pasokan Mei ke Asia.
“Perdagangan minyak mentah global akan diseimbangkan kembali dengan pertukaran minyak mentah antara ekonomi maju dan negara berkembang,” kata Alex Sun, konsultan pengelola untuk Wood Mackenzie, mencatat bahwa diskon tajam untuk barel Ural Rusia telah menciptakan peluang pembelian bagi China untuk mengisi cadangan strategis yang menurun.
Mangalore Refinery and Petrochemicals Ltd.
yang dikelola negara bagian India membeli 1 juta barel Ural Rusia untuk pemuatan Mei, dalam langkah langka yang didorong oleh diskon besar-besaran yang ditawarkan.