Minyak naik tipis di awal Asia, pasar fokus ke terbatasnya pasokan

0
72
Aerial view of twilight of oil refinery ,Shot from drone of Oil refinery plant ,refinery Petrochemical plant at dusk , Bangkok, Thailand

Harga minyak naik tipis di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, setelah sedikit turun di sesi sebelumnya, karena pasar kembali fokus pada ekspektasi terbatasnya pasokan minyak mentah untuk sisa tahun 2023.

Patokan internasional minyak mentah berjangka Brent terkerek 17 sen menjadi diperdagangkan di 92,05 dolar AS per barel pada pukul 00.02 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 19 sen menjadi diperdagangkan di 88,71 dolar AS per barel.

Perpanjangan pengurangan produksi minyak oleh Arab Saudi dan Rusia hingga akhir tahun 2023 akan berarti defisit pasar yang besar hingga kuartal keempat, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada Rabu (13/6/2023), karena sebagian besar negara tersebut terjebak oleh perkiraan pertumbuhan permintaan tahun ini dan tahun depan.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Selasa (12/9/2023) tetap berpegang pada perkiraannya mengenai pertumbuhan kuat permintaan minyak global pada tahun 2023 dan 2024.

Kedua harga acuan minyak naik ke level tertinggi 10 bulan pada Rabu (13/9/2023) sebelum data menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS yang mengkhawatirkan pasar terhadap permintaan.

Persediaan minyak mentah AS naik 4 juta barel pada pekan lalu, mengacaukan ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 1,9 juta barel.

Persediaan bahan bakar juga meningkat lebih dari yang diperkirakan karena kilang-kilang meningkatkan aktivitasnya.

Di sisi ekonomi, investor menafsirkan pembacaan terbaru inflasi AS sebagai konfirmasi bahwa Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga pada minggu depan dan dapat memperpanjang jeda, sehingga meningkatkan harapan akan kuatnya permintaan minyak.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman bagi dunia usaha dan konsumen, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.