JAVAFX – Pada perdagangan di bursa komoditi hari Jumat (31/1) sore, harga minyak mentah berjangka terpantau naik karena virus corona baru telah dinyatakan sebagai darurat global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), karena wabah penyakit tersebut terus menyebar dan banyak menelan korban jiwa serta terinfeksi baik di dalam maupun luar Cina.
Harga minyak turun hampir 4% hingga hari Kamis kemarin pada pekan ini, mencapai level terendah dalam tiga bulan sebelum rebound pada hari Jumat, dengan para investor dan pedagang khawatir tentang bagaimana penyebaran virus akan berdampak pada permintaan minyak dan produk-produknya.
Minyak mentah berjangka Brent (LCOc1) diperdagangkan naik 68 sen menjadi $58,97 per barel, namun masih turun 2,8% untuk minggu ini.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS (CLc1) naik 70 sen menjadi $52,84 per barel. Kontrak turun 2,2% pada hari Kamis dan sekarang 2,5% lebih rendah untuk minggu ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan darurat global ketika wabah virus corona menyebar ke lebih banyak negara.
Saat ini yang menjadi pusat kekhawatirannya adalah virus itu dapat menyebar ke negara-negara dengan pola sistem kesehatan yang lebih lemah. Sementara itu, pemerinta Amerika Serikat telah mengatakan kepada warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Negeri Tirai Bambu.
Departemen luar negeri mengeluarkan peringatan tingkat empat setelah sebelumnya mendesak warga Amerika untuk mempertimbangkan kembali dalam melakukan perjalanan ke China dan mengatakan setiap warga negara di China harus mempertimbangkan untuk pergi menggunakan sarana komersial.
Komisi Kesehatan Nasional China pada hari Jumat bahwa virus corona kembali menelan korban jiwa sebanyak 43 kematian dan 1.982 orang yang terjangkit wabah tersebut. Itu membuat total kematian di negara tersebut menjadi 213 dan terinfeksi 9.692 kasus yang dikonfirmasi.
Kemudian, WHO mengklaim bahwa ada 98 kasus di 18 negara lain yang terkena dampak dari virus corona, tetapi tidak ada kematian. Sebagian besar kasus internasional terjadi pada orang yang pernah ke kota Wuhan di Cina di Hubei. Namun, ada delapan kasus infeksi antar manusia di Jerman, Jepang, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, menggambarkan virus itu sebagai wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia memuji tindakan luar biasa yang telah diambil pemerintah otoritas Cina yang mengatakan tidak ada alasan untuk membatasi perdagangan atau perjalanan ke China.
Sebagian besar disebabkan oleh penurunan aktivitas transportasi domestik dan internasional Tiongkok, Wood Mackenzie menurunkan perkiraan permintaan minyak dunia sebesar 500.000 barel per hari untuk kuartal pertama 2020.
Harga minyak patokan juga didukung oleh laporan bahwa Arab Saudi telah membuka diskusi tentang memindahkan pertemuan kebijakan output mendatang ke awal Februari dari Maret setelah penurunan harga minyak baru-baru ini.