Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, karena sentimen pasar didukung oleh data ekonomi China dan AS yang positif, serta ekspektasi pengurangan pasokan minyak mentah dari produsen utama OPEC+.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 17 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 88,72 dolar AS per barel pada pukul 00.15 GMT.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 25 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 85,80 dolar AS per barel.
Pergerakan harga naik yang berkelanjutan terjadi setelah kedua kontrak ditutup pada level tertinggi dalam lebih dari setengah tahun pada minggu lalu, mematahkan penurunan dua minggu berturut-turut.
Dari sisi permintaan, aktivitas manufaktur China secara tak terduga meningkat pada Agustus, seperti yang ditunjukkan oleh data survei PMI manufaktur Caixin, yang mengarah pada pembaruan optimisme mengenai kesehatan ekonomi negara importir minyak terbesar di dunia tersebut.
Serangkaian langkah dukungan ekonomi yang diumumkan oleh Beijing pekan lalu, seperti penurunan suku bunga deposito di beberapa bank milik negara terbesar di negara tersebut dan pelonggaran aturan peminjaman bagi pembeli rumah, juga telah mendukung harga.
Namun, para investor terus menunggu langkah-langkah yang lebih substansial untuk menopang sektor properti yang terpuruk, yang telah menjadi salah satu hambatan utama bagi perekonomian China sejak bangkit dari pandemi ini.
Di AS, data ketenagakerjaan lebih tinggi dari perkiraan pada Jumat (1/9/2023), dengan penggajian non-pertanian (NFP) meningkat 187.000 pekerjaan pada bulan lalu.
Mendinginnya pasar tenaga kerja AS, seperti terlihat pada melambatnya pertumbuhan lapangan kerja, mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve dalam waktu dekat, kata para analis.
Ekspektasi pengetatan pasokan minyak meningkat setelah pernyataan Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada Kamis (31/8/2023) bahwa Rusia telah sepakat dengan mitranya di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengenai parameter pengurangan ekspor yang berkelanjutan.
Pengumuman resmi dengan rincian rencana pemotongan diperkirakan akan diumumkan pada minggu ini.
Rusia telah mengatakan akan memangkas ekspor sebesar 300.000 barel per hari pada September, menyusul pemotongan 500.000 barel per hari pada Agustus.
Arab Saudi juga diperkirakan akan melanjutkan pemotongan sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga Oktober.