Harga minyak turun sedikit di awal perdagangan Asia pada Jumat, berada di jalur penurunan mingguan karena lemahnya aktivitas manufaktur merugikan prospek permintaan global dan dolar tetap menguat.
Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 16 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 83,20 dolar AS per barel pada pukul 00.13 GMT.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate AS melemah 18 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 78,91 dolar AS per barel.
Harga minyak mentah diperkirakan turun antara 2,0 persen-3,0 persen untuk minggu ini, penurunan minggu kedua berturut-turut.
Minyak menetap sedikit lebih tinggi di sesi sebelumnya setelah konsultan Belanda Insights Global menerbitkan data yang menunjukkan stok minyak yang disimpan di penyimpanan independen di pusat penyulingan dan penyimpanan Amsterdam-Rotterdam-Antwerp (ARA) turun sebesar 3,0 persen pada minggu terakhir.
Kehati-hatian investor menjelang pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell di Simposium Jackson Hole mengangkat mata uang aman dolar ke level tertinggi dalam 10 minggu, kenaikan terbesar dalam sebulan, karena pasar menunggu kabar mengenai berapa lama suku bunga akan tetap tinggi.
Dolar yang kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi permintaan.
Harga minyak turun hampir sepanjang minggu ini karena perekonomian global melaporkan menyusutnya aktivitas pabrik.
Jepang melaporkan aktivitas pabrik yang lebih rendah selama tiga bulan berturut-turut pada Agustus.
Aktivitas bisnis zona Euro juga menurun lebih dari yang diperkirakan dan perekonomian Inggris tampaknya akan menyusut pada kuartal ini.
Pertumbuhan konsumsi minyak India juga melambat dalam beberapa bulan terakhir karena tingginya inflasi dan melambatnya perdagangan global.
Peningkatan dalam tujuh bulan pertama setara dengan sekitar 255.000 barel per hari, turun dari pertumbuhan 415.000 barel per hari pada tahun 2021/22.
Di sisi penawaran, pasar sebagian besar mengabaikan laporan awal pekan ini bahwa Arab Saudi kemungkinan akan memperpanjang pengurangan produksi sebesar 1 juta barel per hari hingga Oktober.
Produksi minyak mentah Iran akan mencapai 3,4 juta barel per hari pada akhir September, kata menteri perminyakan negara itu seperti dikutip oleh media pemerintah, meskipun sanksi AS masih berlaku.