Minyak kembali menguat pada hari Kamis seiring ekspektasi atas proyeksi pasokan minyak mentah global yang lebih ketat di sisa tahun 2023 ini menutupi kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dan meningkatnaya persediaan minyak mentah AS.
Perpanjangan pemangkasan produksi minyak oleh Arab Saudi dan Rusia akan menghasilkan defisit pasar sepanjang kuartal keempat, Badan Energi Internasional pada hari Rabu mengatakan sebelum laporan persediaan AS yang berisi sentimen negatif dan sedikit menekan harga minyak mentah.
Minyak Brent naik 83 sen, atau 0,9%, menjadi $92,71 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 70 sen, atau 0,8%, menjadi $89,22. Kedua minyak acuan global tersebut mencapai level tertinggi dalam 10 bulan pada hari Rabu sebelum laporan pasokan AS yang menunjukkan meningkatnya persediaan minyak mentah dan produk olahannya yang membuat turunnya harga minyak.
Sehari sebelum laporan IEA, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengeluarkan perkiraan permintaan yang kuat dan juga menunjukkan defisit pasokan pada tahun 2023 jika pemangkasan produksi tetap dipertahankan.
Yang akan menjadi fokus pasar hari ini adalah keputusan suku bunga terbaru dari Bank Sentral Eropa. Harapan analis dan investor sebelumnya cenderung pada jeda siklus kenaikan suku bunga hingga Reuters melaporkan pada hari Selasa bahwa ECB akan meningkatkan proyeksi inflasi tahun 2024 menjadi lebih dari 3%, yang memperkuat alasan kenaikan suku bunga.